Lebih dari 2 Ribu Warga Tangani Tumpahan Minyak di Laut Karawang

Pertamina Hulu energi berkomitmen untuk menjalankan upaya penanggulangan tumpahan minyak.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2019, 14:40 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2019, 14:40 WIB
Aksi Teatrikal Terkait Pencemaran Minyak di Karawang
Aktivis dari Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil (KORMAS) melakukan aksi teatrikal di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Rabu (18/9/2019). Aksi menginformasikan bahwa ekosistem perairan Karawang dan sekitarnya yang terkena dampak tumpahan minyak butuh tindakan penyelamatan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha dari PT Pertamina (Persero) masih melakukan penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak di Karawang, Jawa Barat. Kebocoran gas dan tumpahan minyak tersebut berasal dari Sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang berlokasi di Lepas Laut Jawa Barat, Karawang.

Hingga saat ini, penanganan masih dilakukan untuk tiga aspek, yaitu pengendalian sumur, penanganan di laut, dan penanganan di darat. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait pun terus dilakukan sehingga proses penanganan dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati mengatakan, upaya penanganan tumpahan minyak melibatkan sejumlah pihak. Masyarakat juga dilibatkan dalam upaya tersebut.

Dia menjelaskan upaya penanganan meliputi penanganan jangka pendek jangka menengah, dan jangka panjang. "Ini salah satu program yang kami lakukan. Ini awal rangkaian berkelanjutan baik jangka menengah dan jangka ke depan," kata dia, di Jakarta, Jumat (20/9/2019).

Untuk penanganan jangka pendek, lanjut Meidawati, pihaknya melibatkan masyarakat. Tercatat lebih dari 2.000 orang dari unsur masyarakat yang terlibat untuk membersihkan tumpahan minyak di darat.

"Jangka pendek melibatkan masyarakat. Pembersihan di darat lebih 2.000 orang. Tidak hanya yang terdampak dan kita juga membangun posko," jelas dia.

Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Dharmawan H. Samsu menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk menjalankan upaya penanggulangan tumpahan minyak. Koordinasi dengan berbagai pihak terus dijalankan.

"Secepatnya dilakukan penanggulangan dan tanpa lelah. Karena kami yakin upaya ini dapat menunjukkan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan Pertamina ada BUMN terus akan berada di Indonesia. Misi kami the power house dan menjaga keberlangsungan suplai energi," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertamina Tutup Sumber Tumpahan Minyak di Laut Karawang

Aksi Teatrikal Terkait Pencemaran Minyak di Karawang
Aktivis dari Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil (KORMAS) melakukan aksi teatrikal di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Rabu (18/9/2019). Aksi menginformasikan bahwa ekosistem perairan Karawang dan sekitarnya yang terkena dampak tumpahan minyak butuh tindakan penyelamatan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) masih melakukan penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dari Sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang berlokasi di Lepas Laut Jawa Barat, Karawang.

Vice President Relations Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya mengatakan, hingga saat ini, penanganan masih dilakukan untuk tiga aspek, yaitu pengendalian sumur, penanganan di laut dan penanganan di darat.‎ PHE terus berkordinasi dengan pihak-pihak terkait, sehingga proses penanganan saat ini dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak dan memberikan update informasi data yang diperlukan sesuai dengan prosedur. Karena itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu penanganan ini,” kata Ifki, di Jakarta, pada Rabu 18 September 2019. 

Ifki menambahkan, penyampaian informasi dan data selalu dilakukan secara berkala dan terbuka sesuai dengan prosedur baik melalui media massa maupun media informasi korporat seperti website.

“Kami terus menyampaikan update harian mengenai penanganan peristiwa ini melalui website phe.pertamina.com. Dari website tersebut, masyarakat umum dapat mengakses langsung data dan informasi yang sudah disediakan. Hal itu diluar informasi yang juga kami sampaikan melalui media massa sehingga jangkauannya lebih luas,” paparnya.

PHE menargetkan sumur YYA-1 yang mengalami kebocoran gas dapat ditutup pada awal Oktober 2019, saat ini penangan kebocoran dan tumpahan minyak masih dilakukan.

‎Insident Commander Proyek YYA-1 PHE Taufik Adityawarman mengatakan,‎ upaya yang dilakukan untuk menutup sumur YYA-1 adalah dengan membuat sumur baru dengan kedalaman 9.030 feet, saat ini pengeboran yang dilakukan sejak 1 Agustus 2019 saat ini sudah mencapai kedelaman 6.936 feet.

"Kebocoran belum ditangani karena relief well targetnya di 9.030," kata Taufik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya