Pengamat Energi: Masuknya Ahok ke BUMN Bisa Potong Pemburu Rente

Dengan karakter yang suka memotong jalur birokrasi, keberadaan Ahok dalam BUMN dapat memangkas praktik korupsi.

oleh Bawono Yadika diperbarui 15 Nov 2019, 19:15 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2019, 19:15 WIB
20170420-Ahok Temui Warga di Balai Kota-Fanani
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendengarkan keluhan warga di Balai Kota Jakarta, Kamis (20/4). Hari pertama setelah pemungutan suara Pilkada DKI, Ahok tetap ke Balai Kota untuk mendengarkan aduan warga. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Teka-teki Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Komisaris PT Pertamina (Persero) atau direksi BUMN lain terus ramai diperbincangkan masyarakat.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, masuknya Ahok sebagai 'bos BUMN' tak perlu ditanggapi secara tendensius.

Menurutnya, masyarakat tetap perlu menanggapi secara bijak isu santer mengenai perkembangan Ahok didapuk menjadi orang penting di jajaran direksi BUMN.

"Bahwa Ahok pernah bermasalah itu tidak bisa kita pungkiri. Tapi di sisi lain, saya melihatnya Ahok bisa membawa perubahan baru jika dia memimpin. Karena selama dia menjabat sebagai Gubenur, banyak perubahan yang dia lakukan," tuturnya kepada Liputan6.com, Jumat (15/11/2019).

Dengan karakter Ahok yang tangkas dan suka memotong jalur birokrasi, Mamit justru menilai keberadaan Ahok dalam BUMN dapat memangkas praktik korupsi.

"BUMN bisa menjadi lebih baik lagi dan setidaknya bisa memotong rantai para pencari rente. Banyak PR yang harus di kerjakan ke depannya, karena itu dia harus benar-benar dalam bekerja," ujarnya.

Kendati begitu, dia bilang Ahok harus belajar dari kasus pahit yang menimpanya dulu, dimana dirinya disarankan agar lebih baik memanajemen emosi.

"Dia harus merubah sikap dia. Jangan mudah temperamental dan mengeluarkan kata-kata kotor. Jangan sampai nanti menimbulkan like dan dislike yang akhirnya menggangu kinerja BUMN," tegasnya.

Tolak Ahok Jadi Pejabat Pertamina, Serikat Pekerja Bentangkan Spanduk

Serikat Pekerja Pertamina memasang sepanduk penolakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, untuk mengisi jabatan di PT Pertamina (Persero)‎.
Serikat Pekerja Pertamina memasang sepanduk penolakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, untuk mengisi jabatan di PT Pertamina (Persero)‎.

Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) telah memasang spanduk yang menyatakan penolakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk mengisi jabatan di PT Pertamina (Persero)‎.

Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar membenarkan, ‎Serikat Pekerja Pertamina telah membentangkan spanduk yang berisi penolakan terhadap Ahok untuk mengisi jabatan di Pertamina.

"‎Benar (serikat pekerja Pertamina membentangkan sepanduk penolakan)," kata Arie, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (15/11/2019).

Liputan6.com pun memperoleh gambar beberapa spanduk yang dibentangkan. Adapun bunyi sepanduk tersebut ‎diantaranya:

"Milih Figur Tukang Gaduh, Bersiaplah Pertamina Segera Runtuh!

Pertamina Tetap Wajib Utuh, Tolak Siapapun Yang Suka Bikin Rusuh.

Pertamina Bukan Sarang Koruptor, Bukan Juga Tempat Orang Tak Terpuji & Mulut Kotor.

Pertamina Menjulang-Rakyat Senang Pemberang Datang-Kita Perang!!!

Berkali-Kali Ganti Direksi Kami Tak Peduli, Tapi Kedatangan Biang Kekacauan Jadi Musuh Kami!!!

Arie mengungkapkan, salah satu lokasi pemasangan sepanduk penolakan Ahok adalah kilang VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

"Ini (pemasangan sepanduk penolakan) di RU VI Balongan," ‎ujarnya.

‎Menurut Arie, aksi penolakan yang dilakukan rekan-rekannya yang tergabung dalam FSPPB, didasari‎ Ahok yang memiliki catat persyaratan materiil.

"Pak Ahok cacat persyaratan materiil.‎ Kader internal Pertamina juga banyak yang cakap‎," tandasnya.‎

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya