Tak Tahan dengan Donald Trump, Miliarder Ini Calonkan Diri di Pilpres AS

Miliarder jaringan televisi, radio dan majalah yang fokus pada saran keuangan ini menyatakan kesiapannya jadi calon presiden lewat akun Twitternya.

oleh Athika Rahma diperbarui 28 Nov 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2019, 20:00 WIB
Ini 10 Daftar Orang Terkaya Dunia Tahun 2017 Versi Forbes
Dan, peringkat ke 10 pada ranking orang terkaya dunia pada 2017 diisi oleh pendiri Bloomberg LP, yaitu Michael Bloomberg. aset kekayaan pria 75 tahun ini sebesar 42,5 miliar dolar atau sekitar 552,5 triliun rupiah. (ERIC PIERMONT / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder pendiri Bloomberg sekaligus mantan Walikota New York Michael Bloomberg resmi mencalonkan diri dalam bursa pemilihan presiden Amerika Serikat.

Miliarder jaringan televisi, radio dan majalah yang fokus pada saran keuangan ini menyatakan kesiapannya jadi calon presiden lewat akun Twitternya.

"Saya mencalonkan diri menjadi presiden AS untuk mengalahkan Donald Trump dan membangun Amerika kembali," ujar Bloomberg dalam cuitannya di Twitter.

Tim kampanye Bloomberg sendiri telah menggelontorkan dana hingga lebih dari USD 30 juta atau sekitar Rp 420 miliar (asumsi kurs Rp 14.087) untuk kampanye sang miliarder ke stasiun televisi lokal di seluruh Amerika. 

Bloomberg: Trump Sembrono dan Tidak Etis

Michael Bloomberg Ice Bucket Challenge 2
Foto: politico.com

Bloomberg menambahkan, dirinya sudah tidak tahan dengan tindakan Trump sebagai presiden yang dinilai sembrono dan tidak etis.

Kepemimpinan Trump, menurut Bloomberg, selama ini tidak menguatkan eksistensi Amerika, namun justru membunuh nilai-nilai yang sudah tertanam selama ini.

"Jika dia menang lagi dalam periode kedua, kita mungkin tidak akan pernah bangkit dari kerusakan," imbuh Bloomberg.

Selain itu, sang miliarder tidak akan menerima donasi apapun untuk pencalonannya. Bahkan, dirinya tidak akan mengambil gajinya jika menang jadi presiden tahun 2020.

"Dia tidak akan menerima kontribusi politik dalam hidupnya. Dia tidak bisa dibeli," ujar kepala penasihat Bloomberg, Howard Wolfson mengutip laman AFP.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya