Liputan6.com, Jakarta - CEO Huawei Ren Zhengfei, sebelumnya merupakan orang yang tertutup. Namun, kini ia membuka diri menceritakan tentang bagaimana dirinya memulai Huawei.
Kini di usia 75 tahun, ia memiliki kekayaan sebesar USD 1,3 miliar atau Rp 18,28 triliun (USD 1 = Rp 14.066). Ren menempati posisi ke-276 untuk orang terkaya di China dalam Bilionaires Indek menurut Forbes.
Sebelum meraih kesuksesannya berkat Huawei, Ren lebih dulu merasakan hidup susah. Ia terlahir dari keluarga miskin, yang hanya memakan tanaman sereal seperti, jagung atau gandum. Kondisi tempat tinggalnya pun sudah rusak, dinding rumahnya sudah retak.
Advertisement
Baca Juga
Ren mengaku bahwa dirinya lahir di kota kecil, yang bernama Zhenning Buyei Miao Autonomous County, yang saat itu penduduknya sangat miskin. Sehingga ia tidak mengetahui dunia luar. Orangtua Ren adalah seorang guru, maka ia adalah satu-satunya anggota keluarga yang mendapatkan pendidikan tinggi.
Seperti mengutip Business Insider, Rabu (20/11/2019), pada tahun 1974, ia sempat menjadi tentara sebagai teknisi laboratorium militer dan ditempatkan di Liaoyang, provinsi pedesaan di Cina Timur Laut. Lalu, ia membangun rumah sederhana bersama tentara-tentara lain, untuk berlindung dari dinginnya angin.
Setelah menjadi teknisi militer, ia memiliki pekerjaan kedua. Namun, ia dipecat. Beberapa tahun kemudian, ia memulai bisnis Huawei. Awalnya semua investor menarik diri. Meskipun begitu, Ren tetap berjuang, dan memulai dengan modal awal sebesar USD 3000 atau Rp 42 juta.
“Terlepas dari kondisi kehidupan yang sulit ini, pekerjaan teknik kami sebenarnya cukup maju dan sangat otomatis, dan kami memiliki kesempatan langka untuk belajar. Jadi terlepas dari kondisi kehidupan yang sulit, kami sangat bahagia. Pabrik itu seperti sebuah oasis di padang pasir," ujar Ren dalam wawancara dengan BBC.
Julukan
Saat menjadi teknisi militer, ia dikenal sebagai penemu yang banyak bereksperimen, dan menciptakan berbagai mesin, seperti membangun generator tekanan standar bola mengambang menggunakan nol referensi atau cetak biru.
Maka, Ia diberi julukan "Ren-Tech" oleh tentara lain. Selanjutnya, pada tahun 1987, saat ia berusia 44 tahun. seperti perusahaan raksasa Cina lainnya, Alibaba. Huawei juga lahir di sebuah apartemen kecil.
Ternyata, saat itu bisnis yang dilakukan oleh Ren tidak mendapatkan bantuan satu sen pun dari pemerintah.Ia pun mengumpulkan sendiri para investor, meskipun akhirnya para investor itu menarik diri. Setelah Huawei berhasil, terdapat kendala lain, yakni perusahaan Hongkong memutuskan pasokan switch.
Meskipun begitu, ia membuat sendiri pada tahun 1990."Pada saat itu, kami tidak punya pilihan lain, Kami tidak memikirkan apa yang akan terjadi jika kami gagal." ujar Ren.
Â
Advertisement