Sri Mulyani Waspada Investasi Tumbuh di Bawah 5 Persen

Sri Mulyani mengatakan pemerintah mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen namun tidak dengan investasi

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 05 Des 2019, 11:30 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 TSri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai investasi tumbuh melambat dibawah 5 persen tahun ini.

Menurutnya, pemerintah mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen namun tidak dengan investasi. Menyikapi hal tersebut, pemerintah pun menggelontorkan berbagai insentif.

"Pertumbuhan ekonomi memang di atas 5 persen, tetapi kita mesti mewaspadai investasi yang tumbuh di bawah 5 persen. Kita memberikan tax allowance, tax deduction, untuk meningkatkan competitiveness," ujarnya di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (4/12).

Untuk tahun yang akan datang, pemerintah akan lebih gencar melakukan terobosan baru menarik investasi. Di antaranya menyederhanakan aturan investasi yang diatur dalam Omnibus Law. Omnibus Law sudah mulai dibahas sejak era Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Sering rapat di kabinet, di tempat wapres, makan siang-malam, dan menghilangkan halangan investasi. Ada 72 UU yang menghalangi dan di-address dalam Omnibus Law. Kemenkeu akan sampaikan omnibus law ke DPR pada Desember," ujar Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunai tersebut menambahkan, pemerintah akan terus melakukan penyesuaian kebijakan agar sesuai dengan tantangan ekonomi yang dihadapi. "Saya terus adjust kebijakan fiskal agar sesuai dengan tantangan yang kita hadapi," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ledakan di Monas Tak Pengaruhi Investasi ke Indonesia

Ledakan Granat Asap di Monas
Tim gabungan Polri-TNI melakukan olah TKP ledakan granat asap di kawasan Monas, Selasa (3/12/2019). Dua anggota TNI terluka dalam peristiwa itu. (Radityo Priyasmoro/Liputan6.com)

Sebuah ledakan terjadi di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Selasa (3/12) pagi. Ledakan di Monas dari granat asap itu mengakibatkan dua orang anggota TNI mengalami luka berat.

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan ketidakamanan situasi seperti ledakan di Monas bisa memengaruhi iklim investasi. Namun sejauh ini, akibat ledakan di pusat pemerintahan itu tidak membuat investor mencabut dana di proyek yang sedang dibangun.

Begitu juga dengan proyek jangka pendek. "Tergantung, kita lihat nanti ke depan," kata Airlangga di kantor Kemenko Bidang Maritim dan Investasi Jakarta, Selasa (3/12).

Untuk itu semua pihak perlu memberikan dukungan untuk melawan radikalisme. Tak boleh juga takut dengan tindak teror.

"Kita enggak boleh takut sama terorisme, tapi harus perangi terorisme," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya