SKK Migas Kumpulkan Pemangku Kepentingan Bahas Capaian Minyak 1 Juta Barel

Forum tersebut‎ membahas upaya yang dilakukan untuk mengendalikan pengembalian biaya pencarian migas oleh negara (cost recovery) migas di Indonesia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Des 2019, 16:43 WIB
Diterbitkan 10 Des 2019, 16:43 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan gas bumi (SKK Migas) membahas peningkatan produksi migas dengan seluruh pemangku kepentingan, dalam forum Eksplorasi dan Produksi (EP).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, forum tersebut‎ membahas upaya yang dilakukan untuk mengendalikan pengembalian biaya pencarian migas oleh negara (cost recovery) migas di Indonesia.

Upaya tersebut kemudian menjadi langkah awal dalam menyusun strategi eksplorasi, eksploitasi, dan pengendalian cost recovery untuk mencapai target 1 juta barel per hari (bph).

"Forum tersebut mempertemukan seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas untuk membahas isu utama kegiatan pencarian, eksploitasi, serta upaya peningkatan cadangan dan produksi nasional," kata Dwi, di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Dwi menyebutkan, ada lima aspek transformasi SKK Migas untuk mencapai target long-term plan produksi nasional 1 juta bph, yaitu Clear Vision, Smart Organization, One Door Policy, Commercialization dan Digitalization.

Dalam Forum EP, SKK Migas bersama seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) eksplorasi dan eksploitasi, serta ahli kebumian dari lembaga pemerintahan, universitas, organisasi profesi, dan services company akan mendiskusikan serta melakukan tukar pikiran berbagai metode dan pemikiran atau paradigma baru dalam menyusun rencana strategi untuk mencapai tujuan utama jangka panjang produksi migas nasional.

 

Rencana Jangka Panjang

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Rencana jangka panjang produksi migas nasional sendiri merupakan kelanjutan dari rapat kerja SKK Migas pada 12 Januari 2019.

Ini tentang empat hal yang perlu menjadi rencana jangka panjang utama saat ini. Yakni memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada (maximizing existing), transformasi resources menjadi reserves, implementasi kegiatan enhance oil recovery (EOR), dan meningkatkan kegiatan eksplorasi secara massif untuk mendapatkan giant discovery.

Upaya memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada sekarang dilakukan untuk menekan laju penurunan produksi sudah sangat menantang, baik dari sisi teknis subsurface, operasional maupun keekonomian.

Adapun transformasi status sumber daya menjadi cadangan sangat penting untuk dilakukan karena saat ini terdapat penemuan yang belum dikembangkan atau undeveloped discovery sebesar 1,7 miliar barel minyak dan 27 triliun kaki kubik (Tcf), yang memerlukan upaya nyata untuk dapat segera diproduksi.

Kemudian implementasi kegiatan Enhance Oil Recovery (EOR) memerlukan terobosan agar kegiatan itu dapat dilakukan secara full-field.

Kegiatan eksplorasi juga harus dilakukan secara masif agar penemuan-penemuan signifikan atau besar dapat terwujud untuk dapat mencapai target produksi 1 juta bph.

"Melalui kegiatan tersebut, seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas diharapkan dapat sharing pengalaman dan memberikan masukan berbagai metode baru untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional," tandasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya