PLN Bantu Gaet Investasi di Sulawesi dengan Kepastian Pasokan Listrik

Saat ini kelebihan listrik dalam sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan sebesar 600 Mega Watt (MW).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Des 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2019, 10:30 WIB
20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Suasana perbaikan Menara Sutet di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung peningkatan investasi di wilayah Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselabar), sehingga mendorong pertumbuhan‎ ekonomi.

‎Selain itu juga menambah kapasitas daya PT Huadi Nickel Alloy sebesar 160 Mega Volt ampere (MVa), dengan penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) layanan Premium.

Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi, Syamsul Huda mengatakan, PLN siap melayani kebutuhan listrik di Sulawesi Selatan. Hal ini telah disepakati dengan penandatanganan nota kesepahaman antara PLN dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

"Dengan adanya nota kesepahaman antara PLN dengan Pemprov Sulsel, sinergi dalam pembangunan dan pengembangan sistem kelistrikan Provinsi Sulawesi Selatan semakin kuat," kata Syamsul, di Jakarta, Kamis (12/12/2019).

 

Menurutnya, saat ini kelebihan listrik dalam sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan sebesar 600 Mega Watt (MW), hal ini memberi peluang kepada investor untuk berinvestasi tanpa khawatir akan pasokan energi listrik.

"Kami siap melayani investor kapanpun, dimanapun, dan berapapun dayanya," tegasnya.

Dirinya menambahkan, PT Huadi Nickel Alloy yang terletak di Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan, rencananya akan meningkatkan daya listrik dalam dua tahap yaitu tahap 1 80 MVA pada November 2020 dan tahap 2 80 MVA pada September 2021.

"Sebelumnya perusahaan yang bergerak di pengolahan biji nikel tersebut sudah menggunakan daya listrik sebesar 47 MVA," tuturnya.

Saat ini rasio Elektrifikasi di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat mencapai 98,25 persen, dengan total pelanggan 3.130.000. Dengan adanya surplus 600 MW, PLN berkomitmen untuk melayani seluruh segmen pelanggan mulai dari sektor industri, bisnis, hingga ke daerah pelosok.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kementerian BUMN Pastikan Rudiantara Duduki Posisi Dirut PLN

Menkominfo Rudiantara Datang ke KPK
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara seusai menyambangi gedung KPK di Jakarta, Rabu (3/10). Menkominfo Rudiantara menyatakan kehadirannya untuk berdiskusi dengan KPK terkait barang bukti elektronik. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Rudiantara akan menempati jabatan Direktur Utama PT PLN (Persero). Hal ini disahkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara ‎selaku pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Staff Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, awalnya ada tiga nama yang menjadi kandidat untuk mengisi jabatan Direktur Utama PLN, di antaranya Rudiantara dan Sripeni Inten Cahyani yang saat ini menjabat sebagi Pelaksana tugas Direktur Utama PLN.

"Jadi ada tiga yang diusulkan, Rudiantara dan Inten," kata Arya, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Menurut Arya, penetapan Rudiantara menempati jabatan Direktur Utama PLN sudah berdasarkan seleksi yang dilakukan Tim Penilai Akhir (TPA). Selain itu juga pertimbangan teknis oleh Menteri BUMN Erik Thohir dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Di antara semuanya, yang cakap itu Pak Rudiantara," ujarnya.

Arya melanjutan, ‎penetapan Rudiantara sebagai Direktur Utama PLN akan diresmikan dalam RUPSLB. Dia memastikan RUPSLB akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Tinggal RUPSLB saja," tegasnya.

Ini Alasan Kementerian BUMN Angkat Rudiantara Jadi Dirut PLN

Menkominfo Rudiantara
Menkominfo Rudiantara. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyelesaikan seleksi untuk jabatan Direktur Utama PT PLN (Persero)‎. Dari proses tersebut, Rudiantara terpilih memimpin perusahaan listrik nasional tersebut.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Rudiantara dipilih berdasarkan proses Tim Penilai Akhir (TPA) karena ‎dinilai memumpuni dalam menjalankan bisnis PLN kedepannya.

"Yang terbaik dengan kondisi yang sekarang itu Pak Rudiantara," kata Arya, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Rudiantara orang yang mampu menyelesaikan program 35 ribu Mega Watt (MW), selain itu juga dipandang mampu menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

"Pak Jokowi juga bilang impor harus ditekan terus. Pak Rudiantara orang yang tepat untuk itu," tuturnya.

Arya melanjutkan, Rudiantara diyakini memumpuni mengemban tugas tersebut di antara kandidat Direktur Utama PLN lain. "Di antara semua yang mumpuni itu Pak Rudiantara," tandasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya