Liputan6.com, Jakarta - Istana angkat bicara soal tiga petani di Tuban, Jawa Timur, Wawan, Mashuri dan M Basori yang ditangkap polisi lantaran membentangkan spanduk penolakan pembangunan kilang minyak saat kunjungan Kerja Presiden Joko Widodo.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengklaim masyarakat kurang memahami terkait kilang minyak akan dibangun ditanah milik para petani.
Sebab itu, Moeldoko mengklaim masyarakat harus memahami bahwa saat ini kilang minyak akan dibangun bukan kepentingan perorangan atau kepentingan perusahaan. Melainkan kepentingan nasional.
Advertisement
Baca Juga
"Jadi ada mungkin masyarakat yang belum paham itu, jadi kita akan memberikan pemahaman semakin baik. Saya pikir langkah-langkah mitigasi harus dijalankan dengan baik," kata Moeldoko di Kantornya, Jakarta Pusat, Senin (23/12).
Moeldoko juga mengatakan saat ini pemerintah masih kurang melakukan komunikasi. Dan nantinya kata dia, pemerintah akan melakukan komunikasi secara intensif.
"Saya pikir ini persoalan yang cukup lama berhenti. Bisa juga terjadi stagnan dalam berkomunikasi. Tapi yakin lah bahwa persoalan itu enggak terlalu sulit untuk dikomunikasikan," ungkap Moeldoko.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bangun Kilang Tuban, Pertamina Serap Ribuan Tenaga Kerja Lokal
PT Pertamina (Persero) telah memasuki tahap pengerjaan awal pada proyek Kilang Tuban di Jawa Timur, yakni pembersihan lahan sekitar 328 hektare (ha) serta pemulihan lahan abrasi (restorasi) seluas 20 ha.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menegaskan, bahwa pada pembangunan Kilang Tuban juga akan menyerap 35 persen tingkat komponen dalam negeri (TKDN), penyerapan tenaga kerja sebanyak 20 ribu saat konstruksi, dan 2.500 saat operasi.
"Proyek ini juga menciptakan multiplier effect lainnya, terutama di daerah sekitar lokasi di Tuban termasuk peningkatan pendapatan negara dan daerah, baik dari pajak dan juga penguatan devisa negara karena mengurangi ketergantungan impor crude dan produk," terangnya, Sabtu (30/11/2019).
Berdasarkan informasi yang diberikan Pertamina, dalam tahap pembangunan awal, perseroan telah menyerap sebanyak 271 tenaga kerja lokal asal Tuban.
Lebih lanjut, Nicke menjelaskan, setelah mendapatkan penetapan lokasi, Pertamina bergerak cepat untuk menyelesaikan persiapan lahan termasuk menjalankan kesepakatan dengan pemerintah daerah dan masyarakat, diantaranya penyiapan tenaga kerja lokal.
"Pertamina pro aktif membangun kemampuan dan keahlian tenaga kerja lokal. Selain telah menyerap 271 pekerja lokal, saat ini Pertamina juga telah memberikan beasiswa kepada 21 orang lulusan terbaik SMA/SMK di wilayah sekitar untuk melanjutkan kuliah di Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu," ujar dia.
Nicke berharap, nantinya para siswa tersebut bisa memiliki keahlian khusus agar bisa bergabung di Proyek Kilang Tuban, baik menjadi tulang punggung pada saat pembangunan maupun operasional nanti.
Advertisement
Kilang Tercanggih
Kilang Tuban merupakan salah satu kilang tercanggih di dunia yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.
Selain itu, Kilang Tuban juga akan menghasilkan 4 juta liter avtur per hari serta produksi petrokimia sebesar 4.25 juta ton per tahun.
"Seluruh BBM yang diproduk
Kilang Tuban merupakan salah satu kilang tercanggih di dunia yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.
Selain itu, Kilang Tuban juga akan menghasilkan 4 juta liter avtur per hari serta produksi petrokimia sebesar 4.25 juta ton per tahun.
"Seluruh BBM yang diproduksi di Kilang Tuban memiliki standar terbaik di dunia yakni Euro5, yang sangat ramah dengan lingkungan," ungkap Nicke.
Untuk membangun megaproyek ini, Nicke meneruskan, Pertamina menginvestasikan sekitar USD 15-16 miliar yang diperkirakan akan selesai pada 2026 mendatang. Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 ha.
"Ini salah satu proyek prestisius dan sangat strategis dalam membangun kemandirian dan kedaulatan energi nasional. Dampaknya juga tentu akan sangat besar dirasakan masyarakat sekitar proyek, khususnya Tuban dan sekitarnya," pungkasnya.
si di Kilang Tuban memiliki standar terbaik di dunia yakni Euro5, yang sangat ramah dengan lingkungan," ungkap Nicke.
Untuk membangun megaproyek ini, Nicke meneruskan, Pertamina menginvestasikan sekitar USD 15-16 miliar yang diperkirakan akan selesai pada 2026 mendatang. Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 ha.
"Ini salah satu proyek prestisius dan sangat strategis dalam membangun kemandirian dan kedaulatan energi nasional. Dampaknya juga tentu akan sangat besar dirasakan masyarakat sekitar proyek, khususnya Tuban dan sekitarnya," pungkasnya.