Liputan6.com, Jakarta Perayaan Tahun Baru Cina pada tahun ini yang jatuh pada 25 Januari 2020 kian dekat. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pasar Glodok di Jakarta Barat mulai dipenuhi pedagang, yang menjual berbagai aksesoris Imlek. Pedagang mulai menjajakan barangnya, sejak awal Januari.
Imlek pada tahun ini diperingati sebagai tahun shio tikus logam. Menurut ramalan, arti dari tahun tikus logam adalah kerajinan, kebaikan hati dan juga kedermawanan.
Salah satu pedagang aksesoris Imlek, Jainuddin (25 tahun) menuturkan saat ini di lapaknya, barang yang paling diminati masyarakat adalah gantungan shio tikus.
Advertisement
“Di toko ini yang biasanya dicari orang-orang itu gantungan shio tikus mbak, selain itu ada angpau merah dan lampion yang laris banget, ujar dia di Pasar Glodok kepada Liputan6.com, Selasa (21/1/2020).
Angpau dan lampion masih menjadi primadona masyarakat dalam menyambut perayaan Imlek. Adapun Angpau dijual sekitar Rp 5.000 sampai Rp 50 ribu.
Angpau dengan harga mahal biasanya terbuat dari bahan kain. Angpau terbuat dari ini kain merupakan salah satu aksesoris yang paling laris terjual di Pasar Glodok.
Lampion
Selain amplop angpau, Jainuddin mengaku juga menjual lampion. Aksesoris yang berfungsi menjadi penerang ini dijual seharga puluhan ribu rupiah hingga jutaan ribu rupiah. Dari lampion yang berbentuk sederhana hingga lampion mewah yang menggunakan listrik.
“Lampion di sini paling murah Rp 25.000 mbak. Kita juga jual yang mahal juga ada sampai harga jutaan. Di sini lampion yang paling mahal Rp 1,8 juta dijualnya satu pasang,” ujar dia.
Aksesoris Imlek yang dijual di pasar ini diimpor langsung dari Negeri China. Modalnya sekitar Rp 200 juta untuk memborong beberapa aksesoris ini yang nantinya dijual kembali.
Selain aksesoris Imlek, para pedagang di pasar Glodok ini juga menjual makanan khas Imlek seperti jeruk dan kue keranjang. Kue keranjang biasanya dijual per kilogram isi dua dengan harga 40.000 rupiah.
Beberapa pedagang menjelaskan jika pasar Imlek ini selesai, mereka akan kembali ke kampung halaman untuk melakukan rutinitas kembali. Para pedagang ini hanya datang ke Jakarta setahun sekali untuk berjualan pada saat Imlek.
Reporter : Helena Yupita
Advertisement