Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih memantau perkembangan virus Corona yang sudah masuk ke Indonesia. Berbagai kebijakan tengah disiapkan agar dampak virus asal China itu tidak besar terhadap kinerja industri di Tanah Air.
"Virus Corona baru diumumkan tadi, jadi sampai sekarang belum ada yang baru lagi untuk bisa disampaikan. Yang jelas kalau dari sisi fiskal, kita masih berusaha untuk mengikuti perkembangan yang ada," kata Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Arif Baharuddin, di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Dari sisi kebijakan fiskal diakuinya masih terdapat kelonggaran. Di mana budget defisit di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 1,76 persen di 2020 masih bisa diperbesar jika sewaktu-waktu masuknya virus Corona menghantam ekonomi Indonesia. "Kita punya space kalau harus melebarkan defisit," kata dia.
Advertisement
Dia menambahkan, jika dampak virus Corona ini berlangsung lama ke Indonesia pihaknya juga siap mengundang seluruh sektor industri untuk berdialog. Sebab, pelaku industri tahu bagaimana kondisi di lapangan secara langsung untuk menangkal penyebaran virus Corona tersebut.
"Intinya kajian tetap berjalan. kalau ini tejadi berapa lama terus berjalan kita serap keinginan dari berbagai pihak, Apindo. dari situ kita tahu concern lapangan dan langsung juga lakukan exercise. Yang jelas kita monitor pasar, tidak hanya dari media, kita mengundang pihak yang dirasa tahu situasi sebenarnya di lapangan," jelas dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berikan Kepercayaan
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional, Suminto menambahkan, untuk mencegah dampak virus corona ke industri pihaknya akan menggunakan instrumen yang memungkinkan dari pemerintah dan juga otoritas.
Diantaranya melalui fiskal monetary financial yang diharapkan berikan kepercayaan kepada semuanya dan berikan satu stabilisasi terhadap perekonomian.
"keyword-nya stabilitation dan confidence. Pasti jaga ini ke pelaku ekonomi," tandas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement