Tangkal Corona, Sri Mulyani Minta Anak Buah Bongkar Kebijakan Masa Lalu

Sri Mulyani mengatakan, kebijakan-kebijakan di masa lalu sangat penting sebagai referensi di tengah kondisi hari ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2020, 15:20 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2020, 15:20 WIB
Antisipasi Virus Corona di Stasiun Gambir
Calon penumpang kereta api mengenakan masker saat berada di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (31/01). Dalam rangka pencegahan Virus Corona, PT Kereta Api Indonesia (persero) melakukan sosialisasi kepada penumpang dengan membagi-bagikan masker di stasiun Gambir. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengintruksikan kepada seluruh jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menengok kembali kebijakan terdahulu dalam menjaga kondisi kesehatan ekonomi Indonesia. Setidaknya beberapa kebijakan itu nantinya dapat meredam kondisi penurunan ekonomi yang dipicu oleh penyebaran virus Corona.

"Kita bongkar pengalaman 30 tahun ke belakang, apa instrumen yang bisa kita pakai. Kita bongkar kebijakan-kebijakan yang pernah kita lakukan, kita review lagi," kata dia di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (9/3/2020).

Sri Mulyani mengatakan, kebijakan-kebijakan di masa lalu sangat penting sebagai referensi di tengah kondisi hari ini. Sebab, Indonesia sendiri bukan kali pertama menghadapi dinamika gejolak ekonomi dunia.

"Sehingga kita terus mampu memformulasikan policy yang sesuai kita hadapi. Kita harus fokus, mitigasi dampaknya. Ini bukan teori lagi," kata dia.

Bendahara Negara ini mengatakan, risiko pelemahan ekonomi alias downside risk dari ketidakpastian global sudah terjadi di negara-negara lain seperti China dan Singapura. Beberapa negara itu terkoreksi pertumbuhannya lantaran merebaknya virus Corona.

"Downside risk sudah terlihat betapa lumpuhnya negara dari RRT sampai Singapura. Semuanya terdampak," jelas Sri Mulyani.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Sri Mulyani Beberkan Dampak Virus Corona ke Masyarakat

Perjuangan Ini Belum Usai
Petugas medis yang bekerja di bangsal isolasi Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan, provinsi Hubei, China pada 16 Februari 2020. Jumlah korban meninggal akibat virus corona (Covid-19) di seluruh dunia hingga Minggu (8/3) pagi sudah mencapai 3.570 orang, terbanyak masih di China. (STR/AFP)

Sebelumnya, Menteri Kuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengingatkan kepada seluruh eselon I dan II Kementerian Keuangan untuk turut menjaga kondisi ekonomi Indonesia secara bersama-sama. Hal itu dia sampaikan saat melantik sejumlah eselon I dan II di Aula Mezzanine, Kementerian Keuangan, Jakarta.

Sri Mulyani mengatakan, perubahan dan dinamika lingkungan ekonomi global saat ini begitu sangat cepat. Hal itu terjadi dikarenakan merebaknya virus corona di berbagai negara yang sekarang sudah menyebar lebih dari 100 negara dengan intensitas dan tingkat penyebarannya yang tinggi.

"Itu adalah dinamika dan perkembangan yang harus mampu Anda baca. Itu artinya apa? untuk Indonesia, untuk masyarakat kita, untuk perekonomian kita untuk kondisi sosial, politik kita dan pada akhirnya ke keuangan negara kita," kata dia di Kantornya, Jakarta, Senin (9/3). 

Bendahara Negara ini menambahkan, adanya virus corona ini turut membuat masyarakat dihinggapi rasa ketidakamanan. Peristiwa tersebut kemudian munculkan disrupsi di sisi produksi maupun dari sisi permintaan.

"Jadi yang tadinya orang pergi keluar untuk makan tidak makan di luar. Orang tadinya travelling tidak travelling, orang tadinya melakukan kumpul-kumpul sesama alumni tidak kumpul itu semuanya akan mempengaruh dimensi dan orang yang tadinya berproduksi mengimpor karena kemarin jalur impor lumpuh dari RRT," jelas dia.

Sri Mulyani melanjutkan peristiwa sekarang ini memang tidak semua solusinya bisa mengandalkan keuangan negara. Namun di satu sisi keuangan negara juga memiliki peran penting.

Oleh karena itu, kata dia, jangan sampai peranan penting keuangan negara diminimalkan karena kepemimpinan yang tidak baik di jajaran Kementerian Keuangan.

"Dalam konteks inilah pengelolaan APBN 2020 harus betul-betul ditingkatkan kemampuan kita, kewaspadaan kita ketelitian kita untuk bisa menggunakan instrumen APBN itu sebagai salah satu sumber solusi apabila APBN harus menghadapi tekanan kita tidak boleh ikut menjadi bagian yang sakit," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya