BUMN Farmasi Bahu Membahu Percepat Penemuan Vaksin Corona

Terkait produksi vaksin corona (COVID-19) PT Bio Farma (Persero) menyatakan telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berhubungan dengan sampel virus corona yang sudah ada di dalam negeri.

oleh Liputan6.com pada 05 Mar 2020, 20:00 WIB
Diperbarui 05 Mar 2020, 20:23 WIB
Peran Aktif Kimia Farma untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona
Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi salah satu gerai Kimia Farma di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Terkait produksi vaksin corona (COVID-19) PT Bio Farma (Persero) menyatakan telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berhubungan dengan sampel virus corona yang sudah ada di dalam negeri. Nantinya, sampel tersebut akan menjadi bahan baku produksi vaksin corona.

Honesti Basyir, Direktur Utama Bio Farma mengungkapkan bahwa proses pembuatan vaksin tersebut secara klinis memang cukup kompleks dan diakui memakan waktu panjang jika dimulai dari nol.Meskipun sampel telah diterima masih diperlukan langkah penelitian untuk memastikan virus tersebut layak digunakan menjadi vaksin. 

"Kemarin sudah dipanggil Menteri Kesehatan Pak Terawan dan akan berjanji akan berikan sampel jadi bisa proses bikin vaksin bisa dimulai. Tapi gak bisa dipercepat liat kondisi virus dan prosesnya," kata Honesti.

Virus Corona, Rumah Sakit Virus Corona, Rumah Sakit BUMN, Virus Corona Baru, Virus Corona Wuhan
Virus Corona, Rumah Sakit Virus Corona, Rumah Sakit BUMN, Virus Corona Baru, Virus Corona Wuhan (Giovani Dio Prasasti/Liputan6.com)

Mengingat proses pembuatan vaksin yang rumit dan memakan waktu tersebut ia menginstruksikan perusahaan untuk melakukan koordinasi dengan lembaga penelitian di dalam dan luar negeri untuk memamntau sejauh mana proses penelitian vaksin ini dilakukan.

Hal tersebut penting untuk meminimalisir riset berulang, jadi jika proses di lembaga riset lain telah dilakukan, maka perusahaan tinggal melanjutkan proses lainnya yang dipastikan akan sangat mempersingkat proses produksi vaksin.

Belum lagi Bio Farma juga membutuhkan adanya emergency policy dari Kemenkes dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sebab dari adanya kebijakan ini diperkirakan akan memangkas waktu produksi hingga bisa dikonsumsi masyarakat selama 3-5 tahun.

"Di WHO ini bisa digunakan dulu sebelum clinical trial, jadi kalau bisa ada emergency policy, trial ini kita yakin bisa diperpendek penemuan vaksin ini," ujarnya.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya