Rupiah Melemah Lagi Usai WHO Tetapkan Virus Corona Jadi Pandemi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis ini

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Mar 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2020, 11:30 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis ini. Pelemahan masih disebabkan pengaruh dampak virus corona ke ekonomi global.

Mengutip Bloomberg, Kamis (12/3/2020), rupiah dibuka di angka 14.384 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.374 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.477 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.384 per dolar AS hingga 14.477 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 4,41 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.490 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.232 per dolar AS.

"Sentimen negatif kelihatannya kembali menyambangi pasar keuangan setelah WHO mengumumkan bahwa status wabah Corona menjadi pandemik dari sebelumnya epidemik," ujar Ariston seperti dikutip dari Antara, Kamis (12/3/2020).

Pada Rabu (11/3), WHO menyatakan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi, yang berarti wabah itu menyebar luas ke seluruh dunia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Paling Banyak di Italy dan Iran

Rupiah Tetap Berada di Zona Hijau
Teller menunjukkan mata uang dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan PBB itu menambahkan bahwa Italia dan Iran kini berada di garis depan penyakit tersebut, dan sejumlah negara lainnya akan menyusul.

Virus yang pertama kali muncul di China pada Desember tahun lalu itu, meluas ke seluruh dunia hingga menghentikan kegiatan industri, menunda penerbangan di berbagai negara, menutup sekolah serta memaksa penundaan pertandingan olahraga serta sejumlah konser musik.

Kini virus tersebut telah menginfeksi 118.000 orang di 114 negara dan telah menelan 4.291 korban jiwa, dengan perkiraan jumlah tersebut akan terus meningkat.

Ariston memprediksi rupiah hari ini berpotensi koreksi di kisaran Rp14.370 per dolar AS hingga Rp14.500 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.490 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.323 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya