Bank Dunia Minta Kreditur Ringankan Cicilan Utang di Tengah Pandemi

Negara-negara miskin mengalami masa yang berat dalam menangani pandemi ini.

oleh Athika Rahma diperbarui 19 Apr 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2020, 09:00 WIB
Ilustrasi Bank Dunia
Ilustrasi Bank Dunia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia mendorong kreditur komersial memberi keringanan utang kepada negara miskin di tengah pandemi Corona. Hal ini dikarenakan negara-negara ini mengalami masa yang berat dalam menangani pandemi ini.

Presiden Bank Dunia David Malpass menyatakan, negara-negara ini akan menjadi prioritas Bank Dunia agar sistem ekonomi mereka bisa bertahan.

"Negara-negara yang termasuk dalam IDA (International Development Association) juga didorong untuk bisa mendapat kredit dengan persyaratan yang sama seperti kreditur komersial," kata Malpass dalam konferensi pers virtual, sebagaimana ditulis Minggu (18/4/2020).

Lebih lanjut, sebelumnya Malpass bersama Kristalina Georgieva, Managing Director International Monetary Fund (IMF) telah berdiskusi secara virtual dan menyepakati keputusan untuk meringankan utang negara miskin, bersama dengan negara-negara G20 dan Paris Club.

Dengan diputuskannya penangguhan utang bagi negara miskin oleh Menteri Keuangan negara G20, maka diharapkan negara miskin dapat fokus meningkatkan jaring pengaman sosial kesehatan mereka sehingga pandemi dapat dikendalikan.

"Saya dan Kristalina sangat senang mengetahui program ini berjalan dengan baik," tutur Malpass.

Bank Dunia sendiri telah mempersiapkan program untuk 100 negara paling terdampak pandemi Corona, dengan prioritas negara di benua Afrika.

Laman Reuters menyebut, Africa masih membutuhkan dana untuk menangani pandemi Corona sebesar USD 44 miliar.

"Kami membantu negara-negara terdampak dengan beberapa cara. Program bagi 100 negara nantinya akan lebih banyak disalurkan ke negara di Afrika," kata Malpass.

Bank Dunia Sebut Ekonomi Dunia Berpotensi Alami Resesi Lebih Dalam Akibat Corona

Ilustrasi Bank Dunia
Ilustrasi Bank Dunia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Presiden Bank Dunia David Malpass menyatakan bantuan yang terkumpul untuk mengatasi dampak dari pandemi Corona di seluruh dunia harus diutamakan untuk negara-negara berkembang.

Negara-negara tersebut akan menerima bantuan yang digelontorkan World Bank bekerjasama dengan bank-bank multilateral dan diprioritaskan. Hal ini dikarenakan negara berkembang terhantam paling keras oleh pandemi yang tak kunjung usai ini.

"Kami merespon secara masif kepada negara berkembang, termasuk dalam meningkatkan bantuan finansial dan jaminan-jaminan," ujar Malpass dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/4/2020) malam.

Lebih lanjut, Malpass menyatakan fokus program Bank Dunia saat ini berbasis 3 pilar, yaitu menjaga kalangan yang membutuhkan, mendukung dan menyelamatkan lapangan kerja serta membantu negara berkembang mengimplemetasikan operasi darurat untuk memperkuat ekonomi negara.

Karena tak dipungkiri, pandemi ini melukai dan menghantui ekonomi global dalam jangka waktu panjang. Malpass juga menyatakan, tidak menutup kemungkinan dunia akan resesi dan mengalami downturn yang lebih dalam.

Dirinya menekankan kepada seluruh jajaran Bank Dunia dan institusi yang bekerjasama dengan Bank Dunia untuk selalu menyusun rencana menyelamatkan ekonomi yang dapat dilakukan dengan cepat, mencakup secara luas dan dapat langsung dilakukan saat itu juga.

"Kami ingin aksi yang cepat, meluas dan saya ingin menggarisbawahi, ini adalah tugas yang paling penting," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya