Bank Dunia Prediksi Ekonomi di Asia Selatan Masuk Kondisi Terburuk dalam 40 tahun

Wilayah Asia Selatan, yang terdiri dari delapan negara, kemungkinan akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi terburuk.

oleh Nurmayanti diperbarui 13 Apr 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi Bank Dunia
Ilustrasi Bank Dunia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia (World Bank) memprediksi India dan negara-negara Asia Selatan lainnya akan mencatat kinerja pertumbuhan ekonomi terburuk dalam empat dekade pada tahun ini, imbas dari wabah Virus Corona.

Wilayah Asia Selatan, yang terdiri dari delapan negara, kemungkinan akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi berkisar 1,8 persen sampai 2,8 persen tahun ini. Angka ini turun dari proyeksi enam bulan lalu sebesar 6,3 persen.

Ini terungkap dalam laporan Fokus Ekonomi Asia Selatan Bank Dunia, seperti melansir laman Straittimes, Senin (13/4/2020).

Ekonomi India, yang terbesar di kawasan itu, diperkirakan akan tumbuh 1,5 persen sampai 2,8 persen pada tahun fiskal yang dimulai 1 April. Sementara Bank Dunia memperkirakan ekonomi akan tumbuh 4,8 persen hingga 5 persen pada tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret.

"Posisi rebound pada akhir 2019 telah disusul oleh dampak negatif dari krisis global," mengutip laporan Bank Dunia.

Selain India, Bank Dunia memperkirakan Sri Lanka, Nepal, Bhutan dan Bangladesh juga akan mengalami penurunan tajam pertumbuhan ekonomi. Bahkan, 3 negara lain yakni Pakistan, Afghanistan dan Maladewa - diperkirakan akan jatuh ke dalam resesi.

Langkah-langkah yang diambil untuk melawan virus corona telah mengganggu rantai pasokan di seluruh Asia Selatan. Seperti langkah Lockdown 1,3 miliar orang di India juga menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan, mengganggu bisnis besar dan kecil dan memaksa eksodus pekerja migran dari kota ke rumah mereka di desa-desa.

Bila lockdown berlangsung lama dan meluas, laporan Bank Dunia memperingatkan skenario terburuk di mana seluruh wilayah akan mengalami kontraksi ekonomi tahun ini.

 

Stimulus

Ilustrasi Bank Dunia
Ilustrasi Bank Dunia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Untuk meminimalkan kepedihan ekonomi jangka pendek, Bank menyerukan negara-negara di kawasan untuk mengumumkan langkah-langkah fiskal dan moneter lebih banyak untuk mendukung pekerja migran yang menganggur, serta pengurangan hutang untuk bisnis dan individu. 

India diketahui telah meluncurkan stimulus ekonomi USD 23 miliar, dalam bentuk transfer tunai langsung ke jutaan orang miskin yang terkena lockdown.

Di Pakistan, pemerintah telah mengumumkan rencana gelontoran dana USD 6 miliar untuk mendukung perekonomian.

"Prioritas bagi semua pemerintah Asia Selatan adalah untuk menahan penyebaran virus dan melindungi rakyat mereka, terutama yang termiskin yang menghadapi hasil kesehatan dan ekonomi yang jauh lebih buruk," kata pejabat senior Bank Dunia, Hartwig Schafer.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya