Liputan6.com, Jakarta - Melambungnya harga gula dipasaran nampaknya tidak hanya dikeluhkan oleh masyarakat. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga mengeluhkan hal yang sama kepada BUMN pangan dalam rapat terbuka yang digelar secara online hari ini, Senin (20/4).
Anggota Komisi VI Fraksi PPP Achmad Baidowi mengatakan, saat ini wilayah Jawa Timur sangat kesulitan mendapatkan gula. Apabila ada harganya jauh dari ketetapan pemerintah sebesar Rp12.500 per Kilogram (Kg).
"Mengenai harga gula yang meningkat sangat pesat, yang di mana Pemerintah mengatakan bahwa baras maksimal harga gula sebesar Rp12.500. Jauh berbeda dengan yang kami temukan di dapil kami," ujarnya.
Advertisement
Harga gula termurah saat ini, menurut Baidowi adalah sekitar Rp17.500 per Kg. Dia mempertanyakan apa sebenarnya penyebab harga gula melambung tinggi hingga susah ditemukan oleh konsumen.
"Harga Rp12.5000 per Kg disebutkan untuk produksi Iokal tetapi di lapangan bahwa harga gula paling rendah 17.500 per Kg. Ada apa sebenernya? apa ini dampak dari yang bergantung dengan impor?" katanya.
Sulit Membeli Gula
Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota Komisi VI lainnya, Andre Rosiade dari Fraksi Gerindra. Menurutnya, masyarakat kini sangat kesulitan dalam membeli gula. Jika stok ada, biasanya pihak toko akan melakukan pembatasan pembelian.
"Kita sangat kesulitan untuk membeli gula, pada saat membeli gula di supermarket dalam 1 member hanya dibolehkan membeli 2 stok gula. Langkah-langkah apa yang akan dilakukan BUMN dalam harga gula yang sangat gila-gilaan," ujarnya.
Hadir dalam rapat tersebut di antaranya Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Direktur Utama PT RNI (Persero) Eko Taufik. Kemudian, Direktur Utama PT PT Sang Hyang Seri (Persero) Karyawan Gunarso dan Direktur Utama PT Berdikari (Persero) Harry Warganegara.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement