Pandemi Corona Dorong Petani Milenial Berinovasi

Kebutuhan pangan mengalami kenaikan tajam di tengah pandemi Corona, dibutuhkan para petani muda untuk terus berinovasi.

oleh Tira Santia diperbarui 22 Apr 2020, 13:45 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 13:45 WIB
Petani di Bekasi Gagal Panen
Petani menyelamatkan tanaman padinya dari kegagalan panen akibat musim kemarau di Ridogalih, Cibarusah, Bekasi, Minggu (7/7/2019). Ratusan hektare sawah gagal panen di wilayah Bekasi hingga membuat para petani merugi sampai miliaran rupiah. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona Covid-19 menjadi ancaman sekaligus peluang bagi sektor pangan. Menjadi ancaman karena penularan virus ini sangat cepat dan potensi risiko yang besar. Namun juga menjadi peluang karena di saat pandemi ketahanan pangan diperlukan.   

Oleh karena itu, untuk mendorong sektor pertanian atau pangan guna menghadapi pandemi Corona diperlukan campur tangan semua pihak termasuk generasi muda atau milenial. Generasi ini diperlukan untuk menciptakan inovasi di sektor pangan sehingga mampu memenuhi kebutuhan di saat pandemi. 

“Lumpuhnya ekonomi termasuk pangan bisa berdampak keributan bahkan kematian karena kelaparan,” kata praktisi pertanian Wayan Supadno dalam acara Meraup Untung Bisnis Pangan di Masa Pandemi Covid-19 bersama Kementerian Pertanian, Rabu (22/4/2020).

Menurutnya, profesi petani sangat prospektif. Banyak pihak yang mampu sukses dari dunia pertanian. Karena pertanian dibutuhkan oleh dunia. Banyak insan sukses legendaris karena bertani dari titik nol.

Dilihat dari kebutuhan pangan yang naik tajam saat ini, dibutuhkan para petani muda untuk terus berinovasi. Meskipun saat ini masalah utama pelaku usaha pertanian dari hulu ke hilir masih ada, misalnya hasil produksi tidak kompetitif dibanding barang impor akibat tingginya harga pokok produksi (HPP).

Maka dari itu, ia menyarankan solusi agar pemerintah melalui Kementerian Pertanian bisa membangun Sumber Daya Manusia (SDM) petani yang unggul, inovatif, dan berjiwa wirausaha tentunya.

Selain itu, dengan memberikan stimulus bagi pengembang lahan pertanian secara intensif inovatif melalui infrastruktur. “Penting sekali agar lahan pangan semakin luas,” ujarnya.

 

Tantangan Tersendiri

Lampung Selatan Segera Punya Perda Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan
Total luas sawah Kabupaten Lampung Selatan yang bakal masuk LP2B geospasial seluas 36.052 hektar dari luas lahan sawah Lampung Selatan 45.575 hektar.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Duta Petani Milenial Sandi Octa Susila, mengatakan dalam menghadapi pandemi Corona covid-19 ini menjadi tantangan sendiri bagi startup termasuk dirinya.

Di mana saat ini dirinya yang juga sebagai Direktur Mitra Tani Parahyangan bergerak di bidang pertanian dan baru-baru ini ia juga bekerjasama dengan Kedai Sayur Indonesia gencar menyiapkan ketersediaan pangan, dan memberdayakan petani binaan di wilayah cianjur hingga distribusi melalui aplikasi online, sistem yang siap mengantarkan kebutuhan pangan ke rumah masyarakat.

“Saat ini kami sudah membangun aplikasi distribusi online yang akan melibatkan para petani di wilayah Cianjur. Aplikasi bernama Kedai Tani Indonesia kini mulai berjalan dan memberdayakan para petani,” ujar Sandi.

Sandi berharap petani seluruh Indonesia bisa menerapkan pola yang sama, mencontoh apa yang pihaknya lakukan. Alasan dirinya ikut andil dalam pertanian karena ini menjadi paradigma perubahan petani indonesia, yang harus diingat petani adalah pejuang di tengah pandemi Covid-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya