Liputan6.com, Jakarta - Wabah virus corona (Covid-19) yang masuk sejak awal Maret 2020 kini telah menggulingkan banyak kegiatan usaha. Namun demikian, ada beberapa sektor usaha yang tetap dapat bertahan di tengah pandemi ini bahkan permintaannya meningkat, salah satunya Perum Bulog.
Mengacu pada kondisi tersebut, tak sedikit badan usaha penyedia bahan pangan yang tetap mematok target tinggi saat krisis corona. Seperti dilakukan Perum Bulog, yang berambisi meraih angka penjualan Rp 32 triliun pada tahun ini.
Baca Juga
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, angka pencapaian sales tersebut sebenarnya telah turun dibanding target awal. Pihaknya pun memproyeksikan bisa memperoleh angka penjualan sekitar Rp 16 triliun pada semester pertama 2020.
Advertisement
"Target kami tahun ini hampir Rp 32 triliun, awalnya Rp 38 triliun sales kita. Mudah-mudahan pada semester I ini kita bisa mencapai 50 persen," jelas Tri dalam sesi bincang-bincang bersama Antara, Rabu (20/5/2020).
Tri menganggap patokan tersebut cukup realistis, lantaran sejauh ini pencapaian sales Bulog terhitung cukup lumayan. Dia melihat Bulog tetap diberi keberkahan di tengah kesulitan akibat wabah Covid-19 saat ini.
"Alhamdulillah, meskipun perlu tantangan yang luar biasa, perubahan cepat dari sisi manajemen, kesiapan infrastruktur, dan sumber daya. Saya kira ini beberapa hal yang cukup menarik dari bisnis pangan," papar dia.
Â
Ditopang oleh Beras
Secara perhitungan, Tri menyampaikan, kegiatan bisnis Perum Bulog saat ini mayoritas ditopang oleh penyaluran beras yang mencapai 83 persen.
"Kalau kita lihat, yang paling banyak itu 83 persen dari beras, kemudian gula, minyak goreng, tepung, dan komoditi lainnya. Banyak kementerian/lembaga yang banyak memberikan bantuan sosial (dalam bentuk beras)," ujar Tri.
Advertisement