Siapkah Desa di Indonesia Masuk Era New Normal?

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar membeberkan skema persiapan desa dalam menghadapi New Normal

oleh Athika Rahma diperbarui 02 Jun 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2020, 15:30 WIB
Abdul Halim Iskandar
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (PDTT), Abdul Halim Iskandar (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar membeberkan skema persiapan desa dalam menghadapi New Normal.

Menurutnya, desa harus lebih siap menghadapi New Normal pada konteks pertahanan diri dan lingkungan dari dampak Corona dengan memadukan protokol kesehatan dari Kementerian dan Lembaga serta kearifan lokal.

"Jadi protokolnya ini sesuai dengan Kementerian dan Lembaga yang mengeluarkan. Kalau urusan kesehatan berarti mengacu ke Kemenkes, kalau pemerintahan berarti mengacu ke Kemendagri. Di sini, Kemendes PDTT mengisi ruang kosong," jelasnya dalam paparan virtual, Selasa (2/6/2020).

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Gus Halim ini menjelaskan, desa diminta berimprovisasi dan menyesuaikan protokol yang hendak disusun dan diterapkan sesuai dengan akar budaya desa.

 

Protokol New Normal

Menteri Desa
Menteri Desa Abdul Halim Iskandar dalam jumpa pers di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jakarta, Minggu (19/4/2020). (Liputan6.com/ Ist)

Sehingga nantinya, protokol New Normal yang siap dilaksanakan bisa benar-benar menjangkau seluruh lapisan desa dan membuat desa menjadi lebih kuat di tengah pandemi tentunya.

Misalnya dalam penanganan Orang Dalam Pemantauan (ODP), disesuaikan dengan penanganan Desa Tanggap Covid-19, meskipun jika masyarakat yang statusnya lebih dari ODP harus dirujuk ke Kabupaten atau Kota bahkan Provinsi agar mendapat penanganan yang tepat dan kasusnya tidak membebani desa.

"Jadi intinya, protokolnya tetap mengacu ke Kementerian dan Lembaga, tapi tetap bertumpu pada akar budaya, sehingga kearifan lokal tetap menjadi perhatian utama," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya