Jokowi: Semua Negara Berjuang agar Selamat dari Tekanan Ekonomi yang Dahsyat

Pemerintah menggelontorkan anggaran Rp 677,2 triliun untuk percepatan penanganan dampak Corona dan pemulihan ekonomi nasional.

oleh Athika Rahma diperbarui 15 Jun 2020, 13:05 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2020, 13:05 WIB
Jokowi Meninjau Kesiapan Prosedur New Normal di Stasiun MRT
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau kesiapan penerapan prosedur standar New Normal di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Selasa (26/5/2020). Jokowi melakukan peninjauan kesiapan penerapan prosedur standar new normal di stasiun tersebut. (Tribunnews/Irwan Rismawan/Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa dunia tengah mengalami kondisi ekonomi yang luar biasa sulit. Hal tersebut disebabkan wabah Corona yang tak kunjung usai.

Pandemi Corona ini tidak hanya membuat sektor kesehatan yang kelimpungan tetapi juga menyebar ke semua sektor terutama ekonomi. Bahkan ada beberapa negqara di dunia yang sudah hampir jatuh ke jurang resesi.

"Saat ini dunia menghadapi kondisi yang luar biasa sulitnya. 215 negara menghadapi darurat kesehatan dan harus menyelamatkan warganya dari ancaman Covid-19. Semua negara berjuang untuk mmenyelematkan diri dari tekanan ekonomi yang dahsyat," ujar Presiden dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Internal Pemerintah Tahun 2020 yang disiarkan melalui video conference, Senin (15/6/2020).

Gegara negara kocar kacir menyelamatkan diri, imbasnya, permintaan dan penawaran terganggu, begitu pula dari sisi produksi. Perekonomian dunia terkoreksi sangat tajam dan negara-negara berjuang agar tidak mengalami resesi.

"Sekali lagi, situasi seperti ini yang tengah dihadapi semua negara, termasuk negara kita Indonesia. Semua itu membutuhkan respons pemerintah yang cepat dan juga tepat," lanjut Jokowi.

Oleh karenanya, pemerintah berusaha untuk melindungi rakyatnya baik dari sisi ekonomi maupun kesehatan. Pengendalian penyebaran virus, penjaminan warga kurang mampu, pemberian perlindungan dan bantuan untuk warga terdampak Corona, hingga memastikan seluruh sektor informal termasuk UMKM bertahan hidup.

Pemerintah menggelontorkan anggaran Rp 677,2 triliun untuk percepatan penanganan dampak Corona dan pemulihan ekonomi nasional. Jokowi meminta agar pengelolaan dana ini akuntabel dan transparan.

"Angka ini Rp 677,2 triliun adalah jumlah yang sangat besar. Oleh sebab itu, tata kelolanya harus baik. Sasarannya harus tepat. Prosedur harus sederhana dan tidak berbelit. Output dan outcome harus maksimal bagi kehidupan seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.

Jokowi: Tak Seorang pun Bisa Pastikan Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir

Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi meminta dalam raker ini dapat mempercepat prosedur-prosedur yang sebelumnya sangat lama dan berbelit-belit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumn Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, pandemi Covid-19 tak dapat dipastikan kapan berakhirnya. Karernanya, dia ingin masyarakat bisa tetap produktif dengan menerapkan gaya hidup new normal sesuai protokol kesehatan.

"Tak seorang pun yang bisa memastikannya berakhir (Covid-19), kita ingin sehat, tapi juga tetap produktif," kata Presiden Jokowi melalui akun media sosialnya, pada Minggu 14 Juni 2020.

Presiden Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus beradaptasi. Salah satu caranya, dengan masa transisi menuju kenormalan baru atau new normal.

"Kehidupan harus tetap berjalan dengan mengadaptasi tatanan hidup baru," yakin Presiden Jokowi.

Gaya hidup adaptif mengikuti protokol kesehatan, lanjut dia, akan terus dilakukan hingga ditemukannya vaksin Covid-19.

"Sembari menanti ditemukannya vaksin Covid-19, kita harus hidup mengikuti protokol kesehatan," Jokowi menandasi.

Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Sabtu 13 Juni 2020, kasus positif corona di Indonesia sudah mencapai 37.420. Dalam periode 12 sampai 13 Juni 2020, kasus positif baru bertambah 1.014 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya