Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak ke level tertinggi sejak September 2011 pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta).
Pendorong kenaikan harga logam mulia ini karena adanya lonjakan orang yang terinvenski virus Corona Vocid-19 dan juga adanya harapan langkah-langkah stimulus yang mendukung permintaan safe haven atau lindung nilai.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Selasa (21/7/2020), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.815,34 per ounce, setelah menyentuh harga tertinggi di USD 1.820,06 per ounce di awal sesi.
Advertisement
Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,4 persen menjadi USD 1.817,40 per ounce.
"Emas mendapatkan dorongan secara eksponensial sekarang, hanya karena semua aspek inflasi seperti kurva bagi hasil, pencetakan uang, kekhawatiran tentang ekonomi dan covid-19," kata Kepala Analis U.S. Global Investors Michael Matousek.
Harga emas diperdagangkan di bawah puncak sepanjang masa di USD 1.920,30 per ounce pada September 2011. Pendorong utama kenaikan harga emas ini gelombang langkah-langkah stimulus moneter untuk melindungi dampak pandemi.
Tanda-tanda bahwa negara-negara di Uni Eropa bersedia untuk berkompromi dengan memberikan stimulus sebesar 1,8 triliun euro atau USD 2 triliun mampu menjaga harga emas tetap berada di level penguatan.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kenaikan Harga Emas Belum Berakhir, Konsolidasi di Atas USD 1.800 per Ounce
Sebelumnya, harga emas masih berpeluang untuk kembali menguat pada pekan ini. Pada pekan kemarin, harga emas sempat melampauai angka USD 1.800 per ounce.
Para analis logam mulai di Wall Street mengatakan bahwa harga emas masih memiliki banyak momentum teknis dan dukungan fundamental yang kuat. Artinya, kemungkinan besar kenaikan masih bisa terjadi.
Analis senior RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan, meskipun ada tekanan, emas masih ada kekuatan untuk bertahan. "Minggu lalu memang sempat konsolidasi, tetapi kita bisa melihat harga akan lebih tinggi di pekan ini," kata dia seperti dikutip dari Kitco, Senin (19/7/2020).
CEO Adrian Day Asset Management, Adrian Day menjelaskan bahwa banyak momentum yang mendorong harga emas menuju ke level yang lebih tinggi.
"Karena orang membeli emas sebagai asuransi atau lindung nilai, harganya menjadi kurang penting sehingga emas dapat bergerak secara signifikan lebih tinggi," katanya.
Hampir semua analis mengatakan bahwa salah satu faktor yang akan terus mendorong harga emas lebih tinggi dalam waktu dekat adalah pelemahan lebih lanjut dolar AS.
Analis senior LaSalle Futures Group Charlie Nedoss mengatakan, adanya harapan pelaku pasar bahwa pemerintah AS maupun pengampu kebijakan moneter untuk terus mengeluarkan stimulus guna mendorong pertumbuhan ekonomi akan membebani dolar AS. Tentu saja, hal tersebut akan membantu harga emas.
Â
Advertisement