Strategi Mendag Ajak Anggota APEC Kolaborasi Pulihkan Ekonomi

Akibat Covid-19, pertumbuhan ekonomi kawasan APEC tahun 2020 diprediksi akan mengalami kontraksi sebesar 3,7 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2020, 15:26 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2020, 15:26 WIB
Agus Suparmanto
Mendag Agus Suparmanto (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengajak negara-negara yang tergabung dalam Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) bekerjasama melakukan berbagai program agar pemulihan ekonomi di kawasan yang terdampak Covid-19 bisa dilakukan dengan cepat.

Akibat Covid-19, pertumbuhan ekonomi kawasan APEC tahun 2020 diprediksi akan mengalami kontraksi sebesar 3,7 persen. Hal ini diperburuk dengan melemahnya arus rantai suplai serta menurunnya permintaan akibat implementasi langkah-langkah darurat kesehatan oleh hampir semua negara.

"Untuk mengatasi dampak yang lebih buruk bagi perekonomian, khususnya di kawasan APEC, dibutuhkan perhatian khusus dan aksi yang cepat serta strategis dari semua anggota ekonomi APEC," jelas Menteri Agus di sela forum APEC Virtual Ministers Responsible for Trade Meeting (APEC VMRT) dikutip dari keterangannya di Jakarta, Rabu (29/7/2020).

Dia menegaskan jika kerja sama regional APEC juga harus diperkuat untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di masa maupun pasca pandemi. Sejumlah program kerja sama potensial dapat terus ditingkatkan.

Hal ini dilakukan melalui kerja sama di bidang fasilitasi perdagangan, penanganan hambatan rantai suplai, penguatan koordinasi, dan pertukaran informasi kebijakan penanganan dampak pandemi di kawasan APEC.

Mendag menyebut, sebagai upaya memperkuat respons secara kolektif dan menyusun langkah strategis bagi pemulihan ekonomi kawasan Asia Pasifik, para Menteri Perdagangan APEC telah menghasilkan rekomendasi langkah konkret dan program kerja nyata bagi forum APEC dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19.

Di forum APEC, Indonesia berperan aktif dalam pertukaran informasi kebijakan penanganan Covid-19. Kontribusi untuk memperkuat program kerja utama APEC juga terus dilakukan, terutama untuk mengatasi berbagai hambatan nontarif yaitu mendorong fasilitasi perdagangan untuk mempermudah sektor bisnis, penguatan rantai suplai, integrasi, dan diversifikasi rantai nilai dan serta kerja sama untuk memperkuat konektivitas kawasan.

Mendag menyampaikan, dalam pertemuan itu, Indonesia juga menekankan agar APEC mendorong terwujudnya sinergi penanganan dampak ekonomi Covid-19 di berbagai forum seperti ASEAN, ASEAN Plus 1, dan G20, agar langkah-langkah yang ditempuh dapat saling memperkuat, tidak tumpang tindih, dan betul-betul efektif.

Indonesia melalui Kementerian Perdagangan katanya akan terus mendorong berbagai inisiatif untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas anggota ekonomi APEC, khususnya terkait partisipasi lebih lanjut dalam rantai nilai dan rantai suplai.

"Selain itu, terus mendorong isu-isu inklusivitas seperti dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pemanfaatan perkembangan ekonomi digital," jelas dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Tonton Video Ini


Kesepakatan

Panel VI Rakornas Indonesia Maju
Mendag Agus Suparmanto (tengah) . (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dalam pertemuan APEC VMRT ini, para Menteri Perdagangan APEC juga menyepakati pernyataan bersama (APEC VMRT statement) sebagai wujud penegasan komitmen bersama atas pentingnya mitigasi dampak pandemi Covid-19 secara efektif, berkelanjutan, dan inklusif.

APEC VMRT statement merefleksikan komitmen bersama ekonomi APEC dalam memperkuat ketahanan rantai suplai dan memfasilitasi kelancaran arus barang esensial secara transparan, nondiskriminatif, stabil, dan dapat diprediksi untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19, khususnya terhadap sektor perdagangan.

Mendag menegaskan, program kerja ekonomi APEC untuk penanganan pandemi tersebut merupakan langkah strategis penting untuk segera dilakukan, namun dengan tetap menjaga kepentingan nasional dan memperhatikan kebijakan domestik ekonomi APEC.

Aksi kolektif, sinergi, dan kolaborasi yang dilakukan baik secara regional maupun global akan menjadi landasan yang kuat untuk mempercepat pemulihan ekonomi, baik di masa maupun pascapandemi Covid-19.

"Ekonomi APEC perlu terus meningkatkan konsolidasi dan semangat kebersamaan dalam menghadapi tantangan di masa transisi ini. Indonesia terus mengupayakan pemulihan ekonomi melalui berbagai perangkat kebijakan perdagangan yang terintegrasi dengan tetap memprioritaskan perlindungan kepada masyarakat," jelasnya.

Ekonom yang juga Dosen Perbanas Institute, Piter Abdullah menyampaikan, semua kerja sama internasional memiliki nilai stragis bagi Indonesia, karena Indonesia membutuhkan dukungan internasional dan tidak bisa menutup diri, hidup sendiri dalam pergaulan dunia internasional.

Namun, agar kerja sama internasional seperti APEC memiliki dampak positif, tidak berhenti pada sekadar penandatanganan. Sebab, manfaat kerja sama ditentukan oleh kesiapan menindaklanjuti kerjasama tersebut.

"APEC tidak akan bisa mendorong ekspor kita kalau kita sendiri tidak pernah mempersiapkan industri secara sungguh-sungguh sehingga bisa menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi di pasar global," ujar Piter.

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya