Cetak USD 54,58 M, Pendapatan Pertamina Sejajar dengan Perusahaan Dunia

Pertamina terus berupaya meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga tetap dapat disejajarkan dengan perusahaan dunia yang tercatat dalam daftar Fortune Global 500.

oleh Athika Rahma diperbarui 14 Agu 2020, 13:28 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 13:10 WIB
Keren, Video Raksasa Asian Games 2018 Hiasi Gedung Pertamina
Maskot Asian Games 2018, Atung terpampang di video mapping atau layar bergerak di Gedung Utama Pertamina, Jakarta, Kamis (5/7). Paduan warna dan ukuran raksasa diharapkan menjadi ikon yang memancarkan energi bagi masyarakat. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) terus berupaya meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga tetap dapat disejajarkan dengan perusahaan dunia yang tercatat dalam daftar Fortune Global 500.

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, menjelaskan keyakinan ini mengacu pada kinerja tahun 2019, di mana pendapatan mencapai USD 54,58 miliar dan laba USD 2,5 miliar.

"Tahun ini Pertamina tidak terdaftar dalam pemeringkatan Fortune Global 500. Namun dengan total pendapatan mencapai USD 54,58 miliar, kinerja Pertamina menyamai perusahaan dunia yang menempati posisi 198, yaitu Nippon Steel Corporation dengan pendapatan USD 54,45 miliar," kata Fajriyah, di Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Di bawah peringkat 198 tersebut, terdapat beberapa perusahaan global terkenal lainnya, seperti Goldman Sachs Group, Morgan Stanley, Caterpillar, dan LG Electronic yang berada di posisi 202-207 dengan pendapatan sekitar USD 53 miliar. Sementara perusahaan energi dunia lainnya, seperti Repsol dan ConocoPhilips, bahkan berada di peringkat 245 dan 348.

Fajriyah menuturkan, tahun mendatang Pertamina yakin dapat kembali tercatat dalam daftar Fortune Global 500 dengan posisi yang lebih tinggi.

“Restrukturisasi yang dijalankan Pertamina saat ini merupakan bagian dari transformasi bisnis sebagaimana perusahaan energi kelas dunia untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan dukungan semua pihak, Pertamina berharap aspirasi sebagai global energy champion dapat tercapai dan mampu menempatkan BUMN ini di posisi 100 Fortune Global,” papar Fajriyah.

Upaya pencapaian aspirasi ini juga didorong salah satunya dengan implementasi New Pertamina Clean yang merupakan komitmen manajemen dan seluruh pekerja Pertamina untuk terus berintegritas tinggi, bersih dan transparan.

"9 point New Pertamina Clean, di antaranya adalah melaksanakan operasional perusahaan dengan menunjang etika bisnis dan bertanggung jawab serta berpegang teguh pada pedoman Good Corporate Governance dan prinsip 4 NO’s (No Bribery, No Kickback, No Gift dan No Luxurius). Ini akan terus diinternalisasikan bersama dengan tata nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), sehingga menjadi budaya yang mendukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan." tandasnya.

Untuk diketahui, Fortune Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan oleh majalah Fortune, dengan tolok ukur utama di antaranya besaran pendapatan.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertamina Bakal Tambah 20 Ribu SPBU

Jawaban Pertamina Soal Kabar Penghapusan BBM Jenis Premium
SPBU Pertamina.

PT Pertamina optimistis bisa menambah jaringan SPBU menjadi 15-20 ribu SPBU di masa mendatang. Optimisme ini muncul seiring dengan pengembangan New Bright Store atau bisnis di bidang non-bahan bakar (Non Fuel).

“Untuk yang fuel-nya akan lebih agresif menambah channel SPBU. Itu bukan hanya 7.000, tapi 15 ribu bahkan 20 ribu secara bertahap. Sehingga akan simultan dengan perkembangan new bright store yang merupakan partner Pertamina. Akan kita kembangkan dengan semua SPBU,” kata Direktur Marketing Pertamina Patra Niaga sebagai Commercial and Trading Business Group Pertamina Jumali, dalam Grand Opening “New Bright Store” secara virtual, Rabu (12/8/2020). 

Oleh karena itu, ia mengatakan, diperlukan kerja sama dengan SPBU-SPBU di seluruh Indonesia untuk menghasilkan simbiosis mutualisme antara Pertamina fuel dan non-fuel, serta dengan masyarakat yang juga mendapat keuntungan berupa kemudahan.

“Saya rasa cukup menarik dalam ritel Pertamina bekerja sama dengan mitra-mitra SPBU ingin mengembangkan bisnis non-fuel ini, salah satunya Bright Store. Dalam ekosistem baru yang bisa dikembangkan adalah potensi bisnis yang luar biasa apabila dikelola dengan baik dengan mitra ke semua SPBU,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, CEO PT Pertamina Patra Niaga (Commercial & Trading Subholding) Mas’ud Khamid, mengatakan bisnis Pertamina tidak hanya berkutat pada sektor minyak dan gas saja, tetapi juga perlu mengembangkan bisnis pada sektor ritel.

“Tidak hanya ngomong soal oil dan gas saja, tapi pelanggan juga ngomong soal otomotif dan kongko atau lifestyle. Makanya kita kembangkan itu agar bisa connect dengan pelanggan Pertamina lainnya dengan Bright Store,” kata Mas’ud.

Menurut Mas’ud, SPBU merupakan tempat bertemunya banyak orang dengan berbagai kebutuhan. Misalnya kebutuhan mengisi bahan bakar atau membeli spare part kendaraan atau kebutuhan membeli makanan dan minuman.

Oleh karena itulah, traffic di SPBU Pertamina ini memiliki peluang yang bisa dimanfaatkan untuk membuat segmen bisnis baru, yakni Bright Store.

“Kita bisa create bisnis yang lain, kemudian digital advertising. Di situ ada spare part mobil, dan produk-produk UKM yang khas di SPBU setiap daerah,” pungkasnya.

Selain Isi BBM, SPBU Pertamina Kini Bisa Jadi Tempat Nongkrong

SPBU Pertamina
New Normal diterapkan, Pertamina bikin SOP baru untuk pelayanan di SPBU.

PT Pertamina Retail meluncurkan layanan Bright store New Bright Store Foodservice dengan konsep ready to eat, ready to drink & ready to go, dalam rangka meningkatkan kualitas dan pelayanan kepada pelanggan.

President Director PT Pertamina Retail Iin Febrian mengatakan, diluncurkan Kembali Bright Store dengan konsep baru adalah untuk merespons terhadap perubahan bisnis dan perilaku pelanggan di masa pandemi covid-19.

“Bright store esensinya adalah adaptasi kita melihat terjadi perubahan bisnis dan merespons perubahan perilaku pelanggan. Adanya perubahan perilaku pelanggan, mereka ingin kebutuhan mendekat, maka Pertamina ini bertransformasi,” kata Iin dalam Grand Opening “New Bright Store”  secara virtual, Rabu (12/8/2020).  

Ia menyebut konsep ini lebih modern dari Bright Store sebelumnya, karena lebih memberikan kemudahan bagi pelanggan yang hendak mengisi bahan bakar untuk kendaraannya bisa membeli kebutuhan lain seperti makanan dan minuman siap saji, baik hangat maupun dingin.

“Konsep ini menarik, selain bisa mengisi bahan bakar bisa menjadi tempat nongkrong. Ini adalah konsep modern yang bisa menjawab keinginan dan kebutuhan masyarakat luas, khususnya generasi saat ini,” katanya.

Selain itu, penerapan konsep baru ini sebelumnya telah dilakukan riset kepada konsumen yang biasa mampir ke SPBU untuk mengisi bahan bakar. Biasanya mereka berbelanja cemilan dan beristirahat sejenak.

Oleh karena itu, pihaknya ingin memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dengan menyediakan makanan dan minuman hangat yang siap saji.

Ia menjelaskan, perbedaan Bright Store dengan konsep baru ini yakni suasananya lebih nyaman bisa dilihat dari desain, layout, dan penerangannya. Begitupun dengan varian produk sudah lengkap mulai dari makanan dan minuman dingin atau hangat, dengan harga yang terjangkau.

Tak terkecuali di Bright Store juga menjajakan produk-produk makanan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang menjadi salah satu yang ditonjolkan dari konsep baru ini. Agar produk UMKM tersebut memiliki nilai jual yang lebih dan menarik.

Demikian, Pertamina Retail juga sudah menerapkan protokol Kesehatan di setiap Bright Store untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.    

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya