Bank Mandiri Catat Laba Bersih Rp 10,3 Triliun di Semester I 2020

Bank Mandiri saat ini fokus kepada penyaluran kredit dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Agu 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 12:00 WIB
Layanan Perbankan di Masa Libur Idul Fitri
Nasabah melakukan transaksi di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6). Bank Mandiri memberikan layanan perbankan terbatas kepada nasabah secara bergantian pada musim liburan Idul Fitri 26-30 Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih Rp 10,293 triliun pada semester I 2020. Jumlah tersebut turun 23,93 persen secara year on year (YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 13,531 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, Bank Mandiri saat ini fokus kepada penyaluran kredit dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19. Restrukturisasi kredit tersebut diberikan kepada debitur yang terdampak pandemi virus corona.

"Yang kedua, menerapkan efisiensi biaya, dengan fokus pada peningkatan produktivitas kerja dan penurunan biaya operasional, dimana secara kuartal biaya operasional mengalami penurunan sebesar 8,7 persen," ujarnya dalam sesi teleconference, Rabu (19/8/2020).

Terkait angka pertumbuhan kredit Bank Mandiri, Royke menjelaskan, terjadi pertumbuhan YoY 4,38 persen atau Rp 817,7 triliun pada semester I 2020, naik dari Rp 835,1 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Sementara dana pihak ketiga (DPK) perbankan juga tumbuh 15,82 persen menjadi Rp 976,6 triliun hingga kuartal II tahun ini.

"Dengan kualitas portofolio terjaga, non-performing loan (NPL) gross Bank Mandiri berada di 3,28 persen dengan NPL nett 0,85 persen," sambung Royke.

Berdasarkan laporan keuangan Bank Mandiri, pendapatan operasional perseroan tercatat sebesar Rp 43,372 triliun, naik 2,63 persen dari semester I 2019 yang senilai Rp 42,260 triliun.

Angka tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih (net interest income) yang naik 0,10 persen menjadi Rp 29,778 triliun dari Rp 29,748 triliun pada semester I 2019. Fee based income perusahaan juga tumbuh secara tahunan 8,64 persen, dari Rp 12,513 triliun di semester I 2019 menjadi Rp 13,594 triliun.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bank Mandiri Pimpin Pangsa Pasar Sindikasi Indonesia

Bank Mandiri Pimpin Pangsa Pasar Sindikasi Indonesia
Ilustrasi nasabah melakukan transaksi di cabang Bank Mandiri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk terus memperkuat eksistensi sebagai lembaga keuangan terpercaya dalam mendukung sektor usaha di Indonesia meraih pembiayaan dalam skema sindikasi. Hasilnya, Bank Mandiri menempati posisi puncak daftar Bloomberg League Table Reports Indonesia Borrower Loans 2020 untuk kategori Mandated Lead Arranger dan Book Runner.

Berdasarkan data Bloomberg pada 14 Agustus 2020, Bank Mandiri tercatat sebagai Mandated Lead Arranger terbaik karena berhasil mengelola kredit sindikasi dengan nilai total terbesar, yakni US$879,09 juta dari 9 transaksi atau setara dengan 11,81% pangsa pasar.

 

Sedangkan pada kategori Book Runner, Bank Mandiri juga menjadi yang terbaik setelah berhasil mengelola kredit sindikasi dengan nilai total terbesar, yakni US$1,25 miliar dari 5 transaksi, atau 23,1% pangsa pasar.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Askandar mengungkapkan, transaksi kredit sindikasi yang dikelola Bank Mandiri baik sebagai Mandated Lead Arranger ataupun Book Runner ini tidak hanya melibatkan institusi keuangan lokal, tetapi juga lembaga keuangan internasional

"Pencapaian ini mengindikasikan tingginya kepercayaan dunia usaha serta lembaga keuangan lokal dan internasional pada Bank Mandiri untuk terlibat dalam transaksi kredit sindikasi yang dilakukan. Harapannya, hal ini dapat ikut mendukung peran sektor usaha lokal dalam memulihkan perekonomian nasional," kata Alexandra.

Dia mengatakan, ke depan pihaknya akan terus meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan kredit sindikasi, maupun transaksi finansial lainnya agar dapat menjadi salah satu BUMN yang mampu bersaing di dunia finansial internasional.

"Bahkan dalam kondisi perekonomian yang melambat sebagai dampak dari pandemi Covid-19, kami tetap melihat adanya tren positif terhadap kredit sindikasi di Indonesia. Buktinya, ketika awal PSBB diberlakukan, kami menjadi satu-satunya bank di Indonesia yang melakukan launching deal di pasar sindikasi," katanya.

Sebelumnya, Bank Mandiri juga menjadi bank dari Indonesia dengan peringkat terbaik pada kategori Southeast Asia Bookrunner periode Januari-Juni 2020 yang dikeluarkan Refinitiv. Berdasarkan lembaga penyedia data pasar finansial dan infrastruktur global. tersebut, Bank Mandiri tercatat menjadi Book Runner pada transaksi kredit sindikasi dengan nilai total terbesar kedua, yakni US$800 juta yang berasal dari 2 transaksi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya