BPS Catat 51,4 Juta Orang Ikut Sensus Penduduk Online

Jumlah orang yang ikut sensus penduduk online hanya setara 19 persen dari total penduduk Indonesia. Sehingga masih ada pekerjaan besar yang harus diselesaikan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Agu 2020, 11:45 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2020, 11:45 WIB
Sensus Penduduk 2020, BPS Gunakan Sistem Online
Petugas BPS menunjukan jumlah masyarakat yang telah melakukan sensus penduduk online di Gedung BPS, Jakarta, Senin (17/2/2020). BPS telah memulai pendataan Sensus Penduduk pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020 yang dapat diakses dengan perangkat yang terhubung internet. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat sebanyak 51,4 juta penduduk Indonesia telah berpartisipasi dalam sensus penduduk online yang diselenggarakan pada 15 Februari sampai dengan 29 Mei 2020.

“Telah dilaksanakan sejak tanggal 15 Februari sampai dengan tanggal 29 Mei 2020, sebanyak 51,4 penduduk telah ikut berpartisipasi,” ujar Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto dalam Kick Off Sensus Penduduk September 2020, Senin (31/8/2020).

Menurutnya, hal tersebut merupakan capaian yang menggembirakan. Mengingat ini merupakan pertama kalinya sensu penduduk dilaksanakan secara daring (online).

“Saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak dan masyarakat yang telah berkontribusi untuk sensus penduduk online. Ini membuktikan bahwa sensus penduduk telah menjadi milik dan bagian dari kehidupan kita, sehingga kita semua merasa terpanggil,” tutur Kecuk.

Namun demikian, Kecuk menyebutkan jumlah tersebut hanya setara 19 persen dari total penduduk Indonesia. Sehingga masih ada pekerjaan besar yang harus diselesaikan.

“Partisipasi 51,4 juta penduduk di dalam sensus penduduk online baru setara 19 persen dari total penduduk Indonesia, masih terdapat 81 persen penduduk Indonesia yang harus dicatat keberadaannya. Oleh karena itu, pelaksanaan sensus penduduk tahun 2020 akan dilanjutkan dengan pencatatan lapangan di bulan September 2020,” jelas dia.

Adapun pelaksanaan di lapangan, Kecuk menyebutkan akan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir jika didatangi oleh petugas BPS.

“Dengan demikian, kami berharap yakin dan dapat menerima petugas yang tanpa harus merasa takut akan terdapat terpapar virus Covid-19 dari petugas sensus penduduk yang akan datang untuk menjaga pencacahan lapangan yang akan dimulai besok pada tanggal 1 September (2020),” ujar dia.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:

BPS Terpaksa Batalkan Sensus Penduduk Tatap Muka

Sensus Penduduk 2020, BPS Gunakan Sistem Online
Petugas BPS menunjukan jumlah masyarakat yang telah melakukan sensus penduduk online di Gedung BPS, Jakarta, Senin (17/2/2020). BPS telah memulai pendataan Sensus Penduduk pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020 yang dapat diakses dengan perangkat yang terhubung internet. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pihaknya membatalkan survei sensus penduduk secara tatap muka yang rencananya dilakukan pada Mei 2020 akibat adanya pandemi Corona Covid-19.

Suhariyanto menyebutkan survei itu sebenarnya sempat diputuskan untuk diundur hingga September 2020 namun terpaksa dibatalkan karena BPS juga sedang melakukan efisiensi anggaran sebesar 41 persen.

“Ada efisiensi anggaran BPS sebesar 41 persen maka pada tahun ini kita tidak lagi melakukan tatap muka,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (6/5/2020).

Oleh sebab itu, Suhariyanto mengatakan BPS akan melibatkan ketua RT di seluruh Indonesia yang berjumlah 1,2 juta untuk mendistribusikan kuisoner sensus pendudukke masing-masing rumah tangga.

“Tidak ada tatap muka pada 2020 tapi nanti pada 2021 akan kami ambil sampel karena pertanyaan lebih komplit,” ujarnya.

Suhariyanto menegaskan meski terdapat kebijakan social distancing namun BPS tetap berkomitmen untuk menerbitkan data strategis dalam rangka melihat besaran dampak COVID-19 terhadap ekonomi dan sosial.

Ia menuturkan sebagian besar dari data tersebut diambil melalui telepon dan email namun tetap ada beberapa data yang harus terjun langsung ke lapangan seperti terkait produksi padi.

“Tetapi saya sudah pesan ke lapangan agar tetap harus memperhatikan ketentuan yang ada,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya