Sektor Pertanian Jadi Andalan untuk Pulihkan Ekonomi Nasional

Dalam meningkatkan produktivitas pertanian, Kementerian Pertanian menerapkan sistem kerja maju, mandiri dan modern.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Sep 2020, 11:44 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2020, 11:44 WIB
Gerakan percepatan olah tanah dan tanam (GPOT) Kelompok Tani Dewi Sri Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. (Dok Kementan)
Gerakan percepatan olah tanah dan tanam (GPOT) Kelompok Tani Dewi Sri Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. (Dok Kementan)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 16,24 persen di kuartal II 2020. Hal ini membuktikan bahwa pandemi Corona Covid-19 tidak menekan sektor pertanian.

"Sektor pertanian di kuartal II mengalami pertumbuhan yang sangat luar biasa hampir 16,24 persen kita naik, mengalami pertumbuhan positif," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Gunawan, Jakarta, Jumat (4/9/2020).

Gunawan mengatakan, pertumbuhan tersebut dicapai dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat di tengah pandemi. Pertumbuhan tersebut nantinya diprediksi bisa meningkat jika Kementan bekerja sama dengan PLN menyediakan energi bagi petani.

"Dalam kondisi yang sangat alami ini, sudah banyak pembuktian bahwa sektor pertanian mampu tumbuh dan menjadi sektor yang bisa kita andalkan untuk mendorong pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi ke depan," paparnya.

Dalam meningkatkan produktivitas pertanian, Kementerian Pertanian menerapkan sistem kerja maju, mandiri dan modern. Visi tersebut diwujudkan untuk meningkatkan produksi pertanian masa kini dan lima tahun yang akan datang.

"Sudah dipastikan maju, mandiri dan modern itu harus fokus pertama peningkatan produksi dan produktivitas. Pertanian dengan efisiensi yaitu rendah biaya. Petani sudah merasakan perbedaan dengan menggunakan listrik dan sumber daya energi lain itu ada efisiensi di situ," katanya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Perjanjian Perdagangan Bebas Dongkrak Ekspor Pertanian

Gerakan percepatan olah tanah dan tanam (GPOT) Kelompok Tani Dewi Sri Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. (Dok Kementan)
Gerakan percepatan olah tanah dan tanam (GPOT) Kelompok Tani Dewi Sri Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. (Dok Kementan)

Sebelumnya, Free Trade Agreement (FTA) atau perjanjian perdagangan bebas menjadi akses untuk meningkatkan nilai ekspor dalam negeri. FTA membuat perdagangan barang atau jasa antarnegara dapat melewati perbatasan negara lain tanpa hambatan tarif atau nontarif.

Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya, Musyaffak Fauzi menilai perjanjian tersebut juga harus didukung dengan kebijakan dalam mempermudah eksportir dalam proses sertifikasi atau pengurusan sertifikat kesehatan karantina sehingga kontribusi sektor pertanian terhadap ekonomi makro semakin menguat.

"Banyak kebijakan yang diterbitkan oleh Karantina Pertanian Surabaya guna mempermudah eksportir dalam proses sertifikasi atau pengurusan sertifikat kesehatan karantina,” kata Musyaffak, Kamis (27/8/2020).

Berdasarkan data otomasi IQFAST (Indonesia Quarantine Full Automation System) mencatat bahwa terjadi peningkatan ekspor komoditas pertanian melalui Karantina Pertanian Surabaya periode Januari - Juli 2020 sebesar 10 persen dibanding periode yang sama pada sebelumnya (YoY).

"Berdasarkan data BPS yang menyatakan bahwa sektor pertanian mengalami pertumbuhan 16,24 persen (q to q) pada kuartal II tahun 2020," jelasnya.

Musyaffak menambahkan, FTA memberikan dukungan khususnya untuk peningkatan ekspor komoditas pertanian Jawa Timur. Sehingga perlu meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai perjanjian perdagangan bebas dan implikasi perjanjian tersebut bagi kegiatan ekspor antar negara mitra FTA di Surabaya.

"Wilayah perdagangan bebas ini merupakan salah satu bentuk kerja sama ekonomi yang membuat setiap lini kehidupan semakin berkembang termasuk perdagangan,"katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya