Liputan6.com, Jakarta - Inovasi di dunia perkeretaapian Indonesia terus dilakukan. Melalui Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun, Indonesia mampu membuat kereta lori bertenaga surya (solar cell).
Kereta bertenaga sinar matahari ini merupakan hasil dari tugas akhir yang disusun dalam bentuk prototype dari taruna program studi Teknologi Elektro Perkeretaapian, PPI Madiun.
Baca Juga
Tidak hanya itu, para taruna juga mampu membuat Autonomous Rail Rapid Transit (ART), yang merupakan gabungan transportasi antara bus dan trem.
Advertisement
“Sebagai SDM transportasi, kompetensi merupakan hal yang penting untuk dimiliki dalam menghadapi tantangan di era industri 4.0, agar nantinya kita tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga sebagai pelaku. Sehingga dengan adanya kompetensi basic yang kita miliki, kita bisa terus berkolaborasi untuk mengembangkan teknologi di bidang transportasi, seperti pada pengembangan ART, yang merupakan sistem transportasi futuristik, yaitu kereta tanpa rel dan tidak memerlukan manusia sebagai pengemudi," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Sugihardjo dalam keterangannya, Sabtu (12/9/2020).
Sugihardjo menambahkan, saat ini pemerintah terus mengembangkan infrastruktur perkeretaapian. Sebagaimana tercantum pada Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) bahwa sasaran Pengembangan jaringan dan layanan perkeretaapian yang ingin dicapai pada tahun 2030 terfokus pada perluasan jaringan perkeretaapian nasional mencapai 10.524 km.
Di PPI Madiun, Sugihardjo, sebelumnya menjadi Inspektur Upacara pada Upacara Wisuda Ahli Madya Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun pada hari Jumat (11/9) yang diselenggarakan dengan menerapkan Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19.
Wisudawan yang dilantik berjumlah 179 orang yang terdiri dari 44 orang Diploma III Teknologi Bangunan dan Jalur Perkeretaapian, 44 orang Diploma III Teknologi Elektro Perkeretaapian, 44 orang Diploma III Teknologi Mekanika Perkeretaapian dan 47 orang Diploma III Manajemen Transportasi Perkeretaapian.
"PPI Madiun memiliki peran sangat penting mengingat perkembangan perkeretaapian di Indonesia semakin pesat dengan mengacu pada Rencana Induk Perkeretaapian Nasional," ungkap Sugihardjo.
Sugihardjo menjelaskan hal ini menjadi penting karena kunci dalam berbagai pembangunan infrastruktur adalah tersedianya SDM yang profesional dan kompeten sehingga mampu bersaing secara global memasuki era industri 4.0.
"PPI Madiun harus tampil sebagai garda terdepan dalam mencetak SDM di bidang perkeretaapian yang nantinya PPI Madiun dapat menjadi pusat unggulan pendidikan dan penelitian di bidang kereta api bukan hanya di tingkat nasional, namun juga lingkup Internasional," tambah Sugihardjo.
Pengembangan Jaringan Kereta Api
Lebih lanjut, Sugihardjo menyampaikan bahwa sasaran pengembangan jaringan dan layanan perkeretaapian yang ingin dicapai pada tahun 2030 terfokus pada perluasan jaringan perkeretaapian nasional mencapai 10.524 km tersebar di pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua yang direncanakan mampu melayani 929,5 juta orang per tahun.
"Momen wisuda ini menjadi waktu yang tepat untuk memupuk konsep link and match antara Perguruan Tinggi, Perusahaan dan Pemerintah guna mewujudkan sasaran pengembangan jaringan dan layanan perkeretaapian", tambah Sugihardjo.
Selain itu, Sugihardjo juga berpesan kepada para wisudawan agar dapat menjadi agen perubahan di bidang perkeretaapian dengan bekerja keras, jujur dan disiplin.
“Tanamkan sikap profesional dalam bekerja, tingkatkan skill dan kompetensi dengan terus belajar, dan jangan merasa puas dengan apa yang Saudara dapatkan saat ini dan mari kita bersama-sama membangun Indonesia dengan seluruh kemampuan yang Saudara miliki”, ungkap Sugihardjo.
Advertisement