Indonesia Airlines Targetkan Mengudara Akhir 2025 Meski Belum Dapat Izin Operasi dari Kemenhub

Maskapai Indonesia Airlines menyatakan telah membentuk 'dream team' yang terdiri dari mereka yang bekerja di berbagai maskapai asing dan tidak selalu orang Indonesia.

oleh Dinny Mutiah Diperbarui 18 Mar 2025, 20:01 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2025, 20:01 WIB
Indonesia Airlines
Indonesia Airlines (Foto: LinkedIn Indonesia Airlines)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Nama maskapai Indonesia Airlines belakangan jadi perbincangan lantaran berambisi menjadi maskapai nasional yang bisa melayani penerbangan internasional ke 30 negara. Semua layanan itu dinyatakan akan berbasis di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Kepada Lifestyle Liputan6.com, ditemui di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (18/3/2025), Direktur Utama PT Indonesia Airlines Holding Iskandar menargetkan bahwa maskapai mereka akan mulai mengudara pada akhir 2025. Sebelum itu, mereka menyelesaikan semua tahapan perizinan yang diperlukan, termasuk mendapatkan izin operasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Jadi, kita baru terbit pengesahan dari Kemenkum untuk pendirian PT Indonesia Airline Holding. Kemudian dalam waktu dekat, kita akan lakukan proses perizinan dasar dulu di Kementerian Investasi atau BKPM. Selesai perizinan dasar di BKPM, kita akan beraudiensi dengan Kementerian BUMN untuk mendapatkan slot di Bandara Soekarno-Hatta nantinya karena Soekarno-Hatta ini adalah base dari maskapai kita nanti," Iskandar menerangkan.

"Selesai dari sana, nanti baru kita proses untuk AOC-nya, Air Operator Certificate, atau untuk izin terbangnya. Semua tahapan ini kita targetkan bisa rampung semuanya di tahun ini," sambungnya.

Ia berambisi menjadikan maskapai yang dipimpinnya akan bisa bersaing dengan maskapai kelas atas, seperti Singapore Airlines, Emirates, dan Qatar Airways yang notabene berada di peringkat atas maskapai penerbangan terbaik dunia. Ada tiga target pasar yang dikejar, yakni penumpang dari Indonesia yang hendak ke luar negeri, dari luar negeri ke Indonesia, dan mereka yang selama ini hanya 'numpang lewat Indonesia'.

"Saya melihat potensi market internasional Indonesia jika digarap, sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan domestik. Tapi saat ini, mungkin belum maksimal tergarap oleh pemerintah dan juga oleh maskapai-maskapai yang sudah ada sehingga mereka sulit untuk mengembangkan bisnis mereka untuk ke internasional," ujar Iskandar.

Promosi 1

Bentuk Dream Team dengan Merekrut Pegawai Maskapai Internasional

Indonesia Airlines Targetkan Mengudara Akhir 2025 Meski Belum Dapat Izin Operasi dari Kemenhub
Iskandar, Direktur Utama PT Indonesia Airlines Holding. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)... Selengkapnya

Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Iskandar mengaku sudah membentuk dream team yang jajaran atasnya direkrut dari berbagai maskapai bonafide. "Kita analogikan sebagai sepak bola, tidak mungkin kita mau melawan Real Madrid atau Barcelona kalau tim kita ini adalah tim PSBB, Bireuen, dari kampung saya. Minimal timnya itu harus AC Milan atau Manchester United untuk melawan mereka," alasan Iskandar.

Sejak memulai perencanaan pada 2022, pihaknya secara aktif mendekati orang-orang yang dianggap bisa membawa Indonesia Airlines terbang tinggi. Untuk posisi direktur operasional misalnya, ia mengaku telah merekrut senior di Singapore Airlines. Sementara, jabatan direktur komersial dipegang oleh warga negara Thailand yang disebutnya kurang lebih sudah 26 tahun berkarier di dunia aviasi, termasuk Asiana Airlines dan Emirates.

Adapun jabatan direktur layanan produk akan diisi seorang yang berkarier selama 20 tahun di Emirates. Ia juga menyatakan telah merekrut manajer awak kabin yang pernah bekerja di British Airways didampingi deputi yang pernah berkarier di Emirates.

"Jadi kalau di Indonesia dibilang Indonesia Airlines mau bersaing dengan Garuda (Indonesia), justru di luar sana itu kita diserang terus sama Emirates karena orang mereka banyak yang kita comotin," ujarnya.

Di Mana Posisi Orang Indonesia di Indonesia Airlines?

Ilustrasi pesawat
Ilustrasi pesawat. (Image by wirestock on Freepik)... Selengkapnya

Lalu, bagaimana dengan pekerja dari Indonesia? Iskandar mengklaim pihaknya menempatkan diaspora Indonesia di posisi direktur operasi penerbangan. Sosoknya adalah seorang pilot yang berkarier di luar negeri.

"Saya bilang ke beliau, ayo pulang ke Jakarta. Coba kita lihat di Indonesia aja. Itu bolak-balik ngerayu beliau untuk beliau bisa ke Jakarta," ujarnya.

Ia mengaku tidak membahas nasionalisme untuk membujuk individu tersebut agar mau bergabung dengan maskapainya, melainkan mengedepankan perhitungan bisnis. Di samping bahwa ia menjamin ada jenjang karier yang jelas dan standar gaji yang lebih tinggi dari maskapai lain. "Standar gaji kita lebih tinggi dari Singapore Airlines, apa yang harus mereka takutkan?" kata Iskandar berpromosi.

Kepadanya, ia juga memerintahkan agar bisa merekrut pilot-pilot Indonesia yang bekerja di maskapai luar negeri. Tugas serupa juga diberikan pada manajer awak kabinnya. 

"Saya sedang minta dia untuk ke Dubai. Dari Dubai nanti, dia akan berkeliling ke beberapa kota, seperti Doha, terus juga ke Abu Dhabi, Hong Kong, ke Bangkok, dan juga ke Singapura. Saya minta ke dia itu kumpulkan sebanyak-banyaknya orang Indonesia yang bekerja di maskapai asing," ujarnya.

 

Masih Menyiapkan Armada

Ilustrasi Pesawat Airbus
Ilustrasi Pesawat Airbus. (Pixabay/mrminibike)... Selengkapnya

Pada tahun pertama, pihaknya berencana mengoperasikan tujuh unit armada, terdiri dari empat unit Airbus A321-Neo dan tiga unit Airbus A350-900 atau Boeing 787 seri 9. Sejauh ini, pihaknya masih berusaha mengamankan armada yang diharapkan.

"Saat ini, kita sedang bertarung dengan tiga maskapai lain untuk mendapatkan tiga unit Airbus A350 karena ini pesawat yang baru keluar dari pabrikannya. Itulah sebabnya Direktur Komersial Airbus itu datang bolak-balik ke Jakarta karena kita punya bargaining power yang kuat dengan mereka," klaim Iskandar.

Salah satunya kekuatan yang dimaksud adalah modal senilai 145juta USD di tahap pertama yang salah satunya didapat dari investor dari Timur Tengah. Di samping itu, pihaknya juga sudah merancang layanan premium untuk calon penumpang. 

"Kita akan memberikan benefit yang luar biasa, service yang luar biasa, end-to-end service kepada penumpang kita, mulai dari orang beli tiket, dia datang ke bandara... dia naik pesawat, dia mau boarding, dia mau terbang, dapat pelayanan lebih," ucapnya.

Meski premium, ia menjanjikan harga tiket yang ditawarkan masih bisa terjangkau oleh kalangan menengah. Detailnya akan disampaikan saat soft launching yang direncanakan akan berlangsung antara awal atau pertengahan Mei 2025.

"Di penerbangan perdanan nanti ini, kita tidak akan jual tiket, tetapi kita akan lelang tiket karena kita punya sebuah program luar biasa di penerbangan perdana ini," ujarnya.

Infografis Maskapai Indonesia di Langit Eropa
3 Maskapai Indonesia Keluar dari 'Daftar Hitam' Uni Eropa (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya