Liputan6.com, Jakarta - Industri penerbangan merupakan salah satu sektor yang sangat terpukul oleh pandemi covid-19. Dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah juga adanya travel ban dari beberapa negara membuat industri penerbangan memiliki tantangan yang cukup berat.
Kendati begitu Presiden Direktur Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaludin mengatakan, pihaknya telah menerapkan beberapa kiat-kiat agar bisnis di bandara tetap terkelola dengan baik.
“Angkasa Pura II ini tidak bisa diam, karena kalau kita diam dengan situasi hantaman yang sangat keras seperti ini kita hanya bisa menunggu nasib. Tapi yang kita lakukan dengan berbagai kiat bisnis,” kata Awaludin dalam dialog industri Bandara Aman, Perjalanan Nyaman, Kamis (1/10/2020).
Advertisement
Adapun kiat-kiat bisnis yang dimaksud oleh Awaludin, yakni pihaknya tidak berhenti berinovasi, dan mengembangkan bisnis optimis inisiatif dengan mengembangkan 3 hal yang dilakukan selama masa pandemi covid-19.
“Yaitu 1 April langsung kita canangkan ada tiga hal besarnya, pertama Apa yang disebut dengan fokus kita di aspek-aspek cost leadership banyak sekali kegiatan-kegiatan yang harus kita lakukan dalam aspek cost leadership,” ujarnya.
Menurutnya, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak boleh malu-malu dalam melakukan optimalisasi infrastruktur untuk fasilitas bandara. Meskipun demand pesawat terbang saat ini rendah pihaknya tetap membuka 4 sub terminal agar industri penerbangan bisa mengoptimalkan cost saving.
“Kalau saya sebut dalam angka, sejak Januari dengan kondisi saat ini cost-leadership Angkasa Pura II per September kini kita bisa menyimpan kurang lebih sekitar Rp 1,7 -1,8 triliun yang bisa kita saving dari alokasi, dan Ini yang mana disebut bagian dari bagian cost leadership kita,” ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Efisiensi Capex
Kedua, pihaknya juga melakukan Capex. Program Capex Angkasa Pura II langsung melakukan penyesuaian, dan penyelesaiannya juga tidak tanggung-tanggung, yang seharusnya pada 2020 Capex kurang lebih Rp 7,8 triliun menjadi Rp 712 miliar saja.
“Kita lakukan lakukan capex efisiensi, kita lakukan pengurangan dan hampir 90 persen lebih sehingga kita hanya lakukan tahun kita hanya sekitar RP 712 miliar saja, yang kita fokuskan di situ capex-capex yang multi years yang memang harus jalan dari periode tahun sebelumnya,” jelasnya.
Demikian, kiat lainnya yaitu Angkasa Pura II menjaga dan memonitor cash flow. Sebab cash flow selama pandemi ini merupakan suatu hal yang mandatory, dimana banyak korporasi lain yang berjuang menjaga cash flow agar tetap stabil.
Advertisement