Pemerintah Tuntaskan Jalan Alternatif Penghindar Longsor di Tapanuli Tengah

Kementerian PUPR menyelesaikan pembangunan jalan pintas ruas Rampa-Poriaha/Mungkur di Kabupaten Tapanuli Tengah sepanjang 18.50 km.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 12 Nov 2020, 11:15 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2020, 11:15 WIB
Longsor
Jalan Lintas Sumatera yang tertimbun longsor, menyusul gempa berkekuatan 5,5 Skala Richter yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut. Akibat gempa tersebut, sedikitnya 170 rumah rusak.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan pembangunan jalan pintas ruas Rampa-Poriaha/Mungkur di Kabupaten Tapanuli Tengah sepanjang 18.50 km.

Jalan pintas tersebut menjadi jalur alternatif jalan nasional Sibolga–Tarutung menghubungkan Kota Sibolga-Tapanuli Tengah menuju Tapanuli Utara yang kerap mengalami longsor saat musim hujan.

Ruas Rampa-Poriaha/Mungkur juga akan memperpendek jarak tempuh dari wilayah Poriaha/Mungkur menuju Tapanuli Utara karena tidak perlu lagi melewati Kota Sibolga.

"Layanan jalan yang semakin baik akan menunjang kelancaran logistik, terutama pada masa Pandemi Covid-19 ini. Selain itu juga untuk menopang perekonomian masyarakat untuk mengangkut hasil bumi dan hasil produksi lainnya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kamis (12/11/2020).

Pada 2020, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, Ditjen Bina Marga telah menyelesaikan pembangunan jalan baru ruas Rampa-Poriaha/Mungkur dengan membelah bukit sepanjang 700 meter, tepatnya di Km 8,6-Km 9,2.

Penanganan lereng bukit dilakukan dengan metode blasting (peledakan), selanjutnya untuk mengurangi risiko longsor digunakan geotextile serta matras pengendali erosi berwarna hijau sepanjang 900 meter. Penanganan lereng tersebut juga menerapkan teknologi hidroseeding melalui metode penanaman biji vegetasi yang bertujuan agar air terserap dengan baik.

Pengerjaan lereng ruas Rampa-Poriaha/Mungkur dilakukan oleh kontraktor PT Girder Indonesia dengan biaya APBN sebesar Rp 77,7 miliar. Pembangunannya dilaksanakan sejak kontrak 1 April 2019 dengan masa pelaksaan 542 hari kalender dengan luas lereng 31.419 m2.

Proses penangannya terbagi menjadi 6 zona lereng, yakni Zona I seluas 3.946 m2, Zona II seluas 11.571 m2, Zona III seluas 1.919 m2, Zona IV seluas 1.231 m2, Zona V seluas 7.842 m2, dan Zona VI seluas 4.910 m2.

Longsor Melanda Kawasan Batu Lubang Sibolga

Sebuah tambang emas ilegal di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, longsor pada Minggu, 12 Mei 2019.
Sebuah tambang emas ilegal di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, longsor pada Minggu, 12 Mei 2019. (Liputan6/Achmad Sudarno)

Hujan sejak Senin malam (2/11/2020), menyebabkan tanah longsor di kawasan Jalan Sibolga - Tarutung, Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di Batu Lubang, Desa Simaninggir, Kabupaten Tapanuli Tengah. Akibatnya jalan yang biasa digunakan untuk transportasi darat itu tak bisa digunakan. 

"Telah terjadi longsor di KM 8 Jalan Sibolga-Tarutung tepatnya di Batu Lobang, Desa Simaninggir. Terjadi kemacetan yang panjang," kata Komandan Pos Polisi (Danpos) Sitahuis Polres Tapanuli Tengah, Bripka Rindu Hutabarat, Selasa (3/11/2020).

BNPB Minta Warga Jawa Timur Waspadai Banjir hingga Tanah LongsorLa Nina Moderat Masih Mengancam Cilacap, Waspada Banjir dan Longsor  

Rindu mengatakan, material longsor berupa lumpur menimbun badan jalan, sehingga akses lalu lintas menjadi terputus.

Untuk mengurai kemacetan yang terjadi, petugas langsung mengalihkan arus lalu lintas dari Jalan Rampa Poriaha.

"Sempat terjadi macet untuk kendaraan yang menuju Sibolga, akan tetapi sudah berbalik arah dari jalan Rampa Poriaha. Kabarnya alat berat dari Dinas PU sudah meluncur untuk membersihkan material longsor," katanya.

Sementara Paur Humas Polres Tapanuli Tengah Ipda JS Sinurat mengatakan, Kapolres AKBP Nicolas Dedy Arifianto langsung memerintahkan Kasat Lantas Polres Tapteng untuk mengatur arus lalu lintas yang sempat macet akibat longsor tersebut.

"Saat ini arus lalu lintas sudah mulai normal karena alat berat dari Dinas PU Tapanuli Tengah sudah diturunkan. Selain itu juga, proses pembersihan timbunan material longsor juga sudah dibersihkan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya