Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah menunggu izin dari pihak otoritas untuk kembali menerbangkan pesawat Boeing 737-Max. Diketahui, pesawat Boeing 737-Max sempat di-grounded terkait investigasi sejumlah kecelakaan yang melibatkan pesawat tersebut.
"Untuk bisa mengoperasikan kembali (Boeing 737 Max) tentu saja kami butuh aturan-aturan, persetujuan dari otoritas RI," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam video konferensi usai RUPSLB, Jumat (20/11/11).
Advertisement
Baca Juga
Selain memerlukan izin dari otoritas yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Irfan menuturkan perseroan memiliki pertimbangan lain sebelum menerbangkan Boeing 737 Max. Dimana ada sejumlah persiapan yang harus dilakukan Garuda Indonesia, salah satunya melatih kembali para pilot.
Advertisement
"Untuk melakukan penerbangan ini ada persiapan yang harus dilakukan termasuk persiapan pesawat dan re-training dari para pilotnya dimana ada jangka waktu cukup lama karena pilot kita harus melalui training dan re-sertifikasi," kata Irfan.
Dalam catatannya, Garuda Indonesia hanya memiliki satu armada jenis Boeing 737-Max. Sedangkan perusahaan masih memiliki kontrak dengan Boeing untuk pembelian 49 armada pesawat lainnya dengan tipe yang sama. Irfan mengatakan, hingga saat ini kontrak tersebut masih berjalan dan belum dibatalkan.
"Ada banyak pembicaraan dengan Boeing, klasifikasinya belum ter-cancel, tentu saja pembicaraan akan kami teruskan dengan Boeing," jelasnya.
Seperti diketahui, Boeing-737 Max dilarang terbang sejak Maret 2019, usai dua kecelakaan fatal yang menewaskan 346 orang. Salah satunya, kecelakaan maut yang dialami maskapai Lion Air JT610 pada Oktober 2018, serta Ethiopian Airlines 302 pada Maret 2019.
Setelah menjalani berbagai pemeriksaan dan penyesuaian teknologi, Boeing 737-Max kembali mendapatkan izin mengudara. Pesawat kembali diizinkan terbang setelah memperbaiki fitur keselamatan yang sebelumnya menjadi penyebab kecelakaan tragis itu. Dalam proses pemeriksaan selama hampir 2 tahun ini, Boeing merugi sebesar USD 20 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Erick Thohir Tunjuk Prasetio jadi Direktur Keuangan Garuda Indonesia
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akhirnya memutuskan pergantian susunan pengurus perusahaan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan pemegang saham sepakat untuk mengganti Direktur Keuangan perseroan kepada mantan Direktur Utama Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) Prasetio. Ia menggantikan posisi Fuad Rizal.
"Terjadi perubahan pengurus perseroan dimana Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko dari Pak Fuad Rizal digantikan oleh Pak Prasetio," ujar dia, Jumat (20/11/2020).
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir, sebagai perwakilan pemegang saham pemerintah masih mempertahankan posisi jajaran Komisaris Garuda Indonesia.
Dengan begitu, berikut jajaran Direksi Garuda Indonesia yang baru:
Direktur Utama : Irfan Setiaputra
Wakil Direktur Utama : Dony Oskaria
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko : Prasetio
Direktur Operasi : Tumpal Manumpak Hutapea
Direktur Human Capital : Arya Perwira Adileksana
Direktur Teknik : Rahmat Hanafi
Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan IT : Ade R. Susardi
Direktur Niaga dan Kargo : M. Rizal Pahlevi
Advertisement