Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi Banten atau Bank Banten mendapat dukungan likuiditas dari sejumlah institusi perbankan. Dukungan tersebut antara lain penempatan dana dalam bentuk interbank call money dan juga instrumen keuangan lainnya.
Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, Bank Banten memang dihadapkan pada sejumlah tantangan. Mulai dari likuiditas, permodalan, tata kelola dan kredit macet yang berasal dari Bank Pundi. Nilai kredit macet sendiri mencapai Rp 1,6 triliun dan sulit tertagih.
"Bank Pundi memberikan kredit asal jadi, tidak rasional. Ini menjadi risiko manajemen yang baru. Kami sudah ambil langkah, rasio likuiditas sudah baik dan perbaikan lainnya," kata Wahidin Halim dikutip dari Antara, Rabu (30/12/2020).
Advertisement
Mantan Walikota Tangerang itu menuturkan dari sisi operasional, bank yang berdiri sejak 2016 tersebut juga sudah mulai normal. Kondisi itu diantaranya terjadi setelah ada bantuan dari beberapa institusi keuangan lain seperti Sinarmas Group dan Bangkok Bank.Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Right Issue
Untuk permodalan, kata dia, Bank Banten juga sedang melaksanakan right issue yang dibuka hingga 6 Januari 2021. Nilai saham yang ditawarkan adalah Rp50 per lembar namun di bursa nilai sahamnya naik hingga Rp120 per lembar.
"Kecenderungan pembelian saham meningkat. Sudah mulai banyak yang beli," kata dia.
Menurut Wahidin, untuk pembenahan tata kelola dirinya selaku pemegang saham pengendali terakhir akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Januari 2021. Pihaknya akan membahas program-program lanjutan ke depannya.
"Ketika bank sehat bisa restrukturisasi SDM, manajemen, jajaran direksi dan komisaris," kata Wahidin.
Advertisement