Erick Thohir Cerita di Balik Layar Lahirnya Bank Syariah Indonesia

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menceritakan awal mula pembentukan PT Bank Syariah Indonesia Tbk

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Feb 2021, 11:31 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2021, 11:31 WIB
FOTO: Menkes dan Komite Penanganan COVID-19 Bahas Vaksin Bersama Komisi IX
Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Raker tersebut di antaranya membahas perkembangan tentang uji vaksin untuk COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menceritakan awal mula pembentukan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Perusahaan BUMN tersebut dibentuk dengan mempertimbangkan keberadaan bank syariah dan potensinya di Indonesia.

"Dalam perjalanan sebelum pembentukan Bank Syariah Indonesia, Saya bersama Pak Tiko (Wamen BUMN) waktu itu awalnya dan Pak Heri yang waktu itu kita sepakati sebagai pimpinan PMO-nya," ujarnya, Jakarta, Kamis (4/2/2021).

"Kita sama-sama menggali kalau hanya gabung-gabung saja tetapi bisnis strateginya tidak solid, bagaimana," sambungnya.

Erick Thohir melanjutkan, banyak hal yang menjadi dasar pembentukan Bank Syariah Indonesia. Pemerintah menginginkan pembentukan tersebut menjadi percontohan bagi Industri perbankan.

"Apalagi kami di BUMN selalu memberi percontohan bahwa BUMN yang cukup sustain dalam persaingan adalah di industri perbankan. Selain terbuka ada swasta ada asing tetapi bank-bank BUMN perannya yang luar biasa," katanya.

Dia menekankan, pemerintah juga tidak menginginkan penambahan bank di BUMN tetapi strategi dan komitmennya tidak jelas. "Jangan kita nambah bank lagi di BUMN tetapi strateginya, komitmennya tidak jelas," tandas Erick Thohir.

Erick Thohir Sindir 4 BUMN Kinerja Sahamnya Loyo Usai IPO

FOTO: Erick Thohir dan DPR Bahas Penyelamatan Perbankan Akibat COVID-19
Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat bersama DPR di Ruang Pansus B Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/5/2020). Rapat tertutup tersebut membahas antisipasi skema penyelamatan perbankan akibat COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mempersiapkan 8 hingga 12 BUMN bisa melantai di bursa efek (IPO) tahun ini. Dia berharap BUMN yang nantinya akan go public tidak hanya tercatat tetapi harus memiliki fundamental yang kuat.

"Saya nggak mau bilang angka fix nya nanti dicari-cari. Tapi ada 8 hingga 12 yang kita akan go public, akan tetapi bukan sekedar go-public, kembali fundamental dan sustain harus ada," ujarnya, Jakarta, Kamis (4/2/2021).

Erick Thohir mengatakan, dirinya tidak mau apabila BUMN yang sudah dipersiapkan go publik malah memiliki kinerja yang buruk. Sebab, hingga kini ada 4 perusahaan BUMN yang tercatat di bursa efek dalam kondisi tidak baik.

"Karena saya tahu ada 28 BUMN yang sudah listing Juga ada 4 yang terengah-engah. Itu yang kita akan perbaiki juga. Karenanya, jangan hanya sekedar listing tetapi kuncinya tadi bersaing dan sustain, 8-12 ini kita persiapkan untuk 2021-2023," jelasnya.

Keinginan melantai di bursa, kata Erick Thohir, tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Di antaranya adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI) dan stakeholder lainnya.

"InsyaAllah dengan kerja keras kami dan dukungan dari OJK, bursa dan seluruh penganut kebijakan. Ini bisa kita jalankan sesuai dengan target yang kita canangkan dan Insya Allah perusahaan-perusahaan yang kita akan listing juga perusahaan-perusahaan yang baik yg punya strategi jangka panjang," tandas Erick Thohir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya