Di Depan Jokowi, BTN Minta Tambahan Kuota Rumah Subsidi

Pekan lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil 20 Direktur Utama bank yang beroperasi di Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Feb 2021, 17:45 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2021, 17:45 WIB
Ilustrasi proyek pembangunan perumahan
Ilustrasi proyek pembangunan perumahan

Liputan6.com, Jakarta - Pekan lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil 20 Direktur Utama bank yang beroperasi di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Presiden bersama pada bankir membahas masalah perekonomian nasional di tahun 2021.

Plt. Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Nixon L Napitupulu mengaku telah melaporkan kinerja bank khusus perumahan selama masa pandemi. Dalam pertemuan tersebut dia menyebut kredit pembiayaan sudah mulai berjalan. Realisasi kredit KPR di masa pandemi mencapai 123 ribu rumah.

"Pak, kredit ini sudah mulai jalan. KPR-nya aja walau lagi seret gini, kita laku 123 ribu rumah di masa tersulit yang namanya pandemi Covid-19," kata Nixon mengulang pembicaraannya dengan Presiden Jokowi dalam konferensi pers Paparan Kinerja per 31 Desember 2020, Jakarta, Senin (15/2/2021).

Selain itu, tiga asosiasi besar menyebut kebutuhan perumahan mencapai 250 ribu unit. Sementara tahun ini yang baru tersedia hanya 150 ribu unit.

Sehingga, untuk mendorong industri perumahan bergerak, dia meminta pemerintah menambah kuota pembiayaan rumah bersubsidi. Apalagi merujuk pada RPJMN untuk menyediakan 300 ribu rumah bersubsidi.

"Makanya kita bilang, kalau kita mau dorong mereka kerja lagi, bisa. Kuotanya ditambahin," kata dia.

Dia melanjutkan, dalam pembangunan 1 rumah, setidaknya dibutuhkan 5 orang tukang untuk bekerja. Maka, bila realisasi program 300 ribu rumah dilanjutkan, akan ada 1,5 juta orang yang bekerja.

"Bayangkan, kalau sesauai RPJMN 300 ribu rumah dibangun, 1 rumah butuh 5 tukang, kalau 300 ribu rumah berarti bisa mempekerjakan 1,5 juta orang seketika," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sektor Turunan

Berburu Rumah Murah di Indonesia Property Expo 2017
Pengunjung melihat maket rumah di pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nixon menambahkan, pergerakan ekonomi ini pun belum termasuk pada sektor turunannya. Apalagi dalam pembangunan perumahan atau kawasan permukiman bisa menggerakkan perekonomian di lingkunganya.

"Ini belum termasuk dengan ekonomi di lingkungannya, dari pasar, toko sampai salon karena ibu-ibu suka pergi ke salon," katanya.

Setidaknya akan ada 174 sektor yang ikut bergerak dengan bergeraknya sektor perumahan. Nixon melihat banyak peluang bisni yang bisa tumbuh dengan menggerakkan industri perumahan yang berdaya tahan meski dihantam pandemi.

"174 sektor ini terdorong naik, peluang bisnis transaksional juga pasti," kata dia mengakhiri.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya