Masyarakat Tak Disarankan Bakar Limbah Medis Sendiri, Apa Sebabnya?

Pembakaran limbah medis diakui masih bisa dilakukan beberapa warga.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2021, 17:05 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2021, 14:05 WIB
Pembuatan Masker FFP2 di Jerman
Tumpukan masker FFP2 untuk melawan pandemi COVID-19 saat proses produksi di produsen masker Sentias di Wuppertal, Jerman, Kamis (28/1/2021). Jerman mewajibkan masker medis jenis KN95 atau FFP2 digunakan saat bepergian dengan transportasi umum atau perbelanjaan. (AP Photo/Martin Meissner)

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat tidak disarankan mengelola sendiri limbah medis berupa masker dengan cara membakarnya. Sebab, alih-alih virus corona Covid-19 hilang, justru menimbulkan masalah baru bagi lingkungan.

"Membakar (limbah medis) itu virusnya mati tapi dampak lingkungannya kurang baik karena bisa menimbulkan polusi udara," kata Ketua Sub Bidang Penanganan Limbah Medis Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Lia Partakusuma dalam Talkshow bertajuk Hari Peduli Sampah Nasional: Pekan Peduli Limbah Masker, Jakarta, Minggu (21/2/2021).

Pembakaran limbah medis diakui masih bisa dilakukan beberapa warga. Namun, bila dilakukan oleh banyak keluarga, maka polusi udara tak bisa terhindarkan.

Bahkan jika tidak benar dilakuka bisa memunculkan masalah pada saluran pernapasan. "Kalau 1 sampai 2 masker enggak apa-apa. Kalau setiap rumah bakar ini enggak baik bisa menghasilkan polusi udara," jelas dia.

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, dr. Alexander K. Ginting, mengatakan dalam proses pembakaran limbah masker medis oleh warga juga berpotensi menularkan virus. Sebab penanganan limbah yang kurang tepat malah bisa membuat virus tersebar.

"Kalau masker dibakar ini kan mati, tapi prosesnya ketika pembakaran itu tetap harus ada di wadahnya dan dikumpulkan. Kalau ada limbah medis dari yang melakukan isolasi mandiri juga harus dipisahkan," kata dia

Dia tak menampik bila dengan proses pembakaran, virus bisa mati. Namun dalam prosesnya tetap berpotensi menjadi penyebaran virus atau masalah baru bila tidak dilakukan dengan tepat.

"Virusnya memang mati, tapi kita kan melihat dalam prose pembakaran kan membuat masalah baru," ujarnya.

Reporter: Anisyah Alfaqir

Sumber: Merdeka.com

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Ini


Pengelola Perkantoran dan Area Publik Diminta Siapkan Tempat Sampah Khusus Masker

FOTO: Mural Imbauan Protokol Kesehatan COVID-19 Hiasi Cakung Barat
Warga membuang sampah dekat mural bertema imbauan protokol kesehatan COVID-19 di kawasan Cakung Barat, Jakarta, Minggu (18/10/2020). Mural karya warga setempat tersebut bertujuan mengingatkan masyarakat akan pentingnya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pengelola, pengusaha pemilik gedung perkantoran atau tempat umum diminta menyediakan tempat sampah khusus buat masker sekali pakai.

Tempat sampah  masker harus dibuat tertutup dan terpisah dengan jenis sampah lainnya demi mencegah penyebaran virus Corona Covid-19.

Sebab, masker yang dipakai pasti terkena droplet setiap kali seseorang berbicara. Droplet tersebut menempel di dalam bagian masker yang bisa saja mengandung virus Covid-19.

"Buang masker sekali pakai ke tempat sampah yang tertutup, lebih bagus lagi kalau kantor-kantor atau tempat umum lainnya menyediakan tempat sampah khusus masker," kata Ketua Sub Bidang Penanganan Limbah Medis Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Lia Partakusuma di Jakarta, Minggu (21/2/2021).

Keberadaan virus di droplet yang tertempel pada masker yang harus diwaspadai. Di mana, masker sekali pakai berpotensi menularkan virus. "Karena kita enggak tahu orang itu mengandung virus atau enggak," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya