Liputan6.com, Jakarta Penanganan limbah medis dari COVID-19 menjadi sorotan akhir-akhir ini. Masker menjadi salah satu benda yang berpotensi menjadi limbah yang berbahaya apabila penanganannya tidak tepat.
Lia G. Partakusuma, Ketua Subbidang Penanganan Limbah Medis Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 mengatakan, setiap masker punya potensi untuk menularkan bahaya infeksi, termasuk virus corona.
Baca Juga
Dalam dialog virtual yang disiarkan Youtube BNPB Indonesia, Lia menjelaskan bahwa virus corona dapat menular melalui percikan atau droplet.
Advertisement
"Kalau seseorang positif virusnya, maka akan tertampung di masker. Jadi itu yang kita khawatirkan," kata Lia, yang juga dikenal sebagai Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia ini pada Jumat (19/2/2021).
Lia menjelaskan, berdasarkan studi, virus corona bisa bertahan selama beberapa hari di permukaan limbah medis. Untuk itu, diperlukan proses desinfeksi terhadap limbah medis seperti masker untuk mencegahnya menular ke orang lain.
"Kalau kita ingin menghilangkan potensi infeksinya, kita disinfektan, kita bisa rendam (masker) dalam deterjen beberapa saat, kemudian kita gunting," kata Lia.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Bersihkan Dulu Sebelum Buang Masker
Penting juga untuk menggunting masker hingga ke tali-talinya. Hal ini juga mencegah dampak buruknya bagi hewan dan lingkungan sekitar.
"Kalau tali kita lihat sering ada burung tersangkut. Sementara kalau maskernya sendiri, supaya tidak ada oknum yang menyalahgunakan masker tersebut hingga bisa dijual lagi," kata Lia.
Masker hasil isolasi mandiri pasien COVID-19 pun sebaiknya dikumpulkan dan dikelola secara khusus sebagai limbah medis baik itu pihak ketiga atau dari puskesmas.
"Kalau untuk orang sehat saran kami juga sebaiknya dilakukan disinfeksi, kemudian dirusak, taruh di drop box nanti bisa diolah di limbah domestik dengan catatan harus dikelola dulu," katanya.
Masyarakat pun diimbau untuk terlebih dulu merendam masker sekali pakai dalam klorin atau deterjen sebelum dirobek dan dibuang. "Jangan lupa cuci tangan sebelum dan sesudah merobeknya," kata Lia.
Sementara untuk masker kain yang bisa dicuci, Lia menyarankan untuk tidak menggunakannya terus menerus selama sebulan. "Karena biasanya partikel sudah mulai renggang partikelnya. Tetap ada batasnya."
Selain itu untuk pemakaian sehari-hari, disarankan mengganti masker kain setiap empat jam sekali.
Advertisement