Perluas Kerja Sama Baterai Mobil Listrik, Erick Thohir Siap Rayu AS dan Jepang

Menteri BUMN Erick Thohir resmi mendirikan holding industri baterai kendaraan listrik atau Indonesia Battery Corporation (IBC).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Mar 2021, 19:30 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2021, 19:30 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pengecekan sejumlah fasilitas stasiun  pengisian mobil listrik (charging station) di Bali
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pengecekan sejumlah fasilitas stasiun pengisian mobil listrik (charging station) di Bali (dok: KBUMN)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir resmi mendirikan holding industri baterai kendaraan listrik atau Indonesia Battery Corporation (IBC) yang beranggotakan PT Inalum, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Antam Tbk.

Dalam pengoperasiannya, IBC turut menggandeng dua perusahaan baterai kendaraan listrik (EV battery) raksasa dunia, yakni China's Contemporary Amperex Technology (CATL) asal China dan LG Chem Ltd asal Korea Selatan.

Erick Thohir mengatakan, Indonesia Battery Corporation nantinya tidak hanya bekerjasama dengan kedua korporasi tersebut. Dia buka kemungkinan untuk berkolaborasi dengan partner asing lain semisal Amerika Serikat dan Jepang.

"Karena itu, di pertengahan April ini, pak Menko Luhut dan saya bersama Menteri Perdagangan, kita juga akan ke Amerika Serikat. Salah satunya melihat potensi kerjasama dengan pihak yang di Amerika," ujarnya dalam sesi teleconference, Jumat (26/3/2021).

"Kita juga ada rencana untuk mendatangi negeri Jepang, yang tidak lain juga ingin bicara hal yang sama," tambah Erick Thohir.

Oleh karenanya, ia tak mau orang berpikir jika pendirian Indonesia Battery Corporation ini hanya bermitra dengan satu-dua partner saja. Erick menegaskan, Kementerian BUMN ingin perusahaan holding tersebut terkonsolidasi dengan banyak pihak.

Sebab, dia khawatir proses hilirisasi baterai kendaraan listrik nantinya tidak berjalan dengan baik. Sehingga pada akhirnya hanya mengalihkan kekayaan alam Indonesia untuk dipakai bangsa lain

"Kontrol ini bukan berarti memonopoli, tapi kita ingin memakai perusahaan ini jadi lalu lintas daripada hilirisasi dan value added supaya kita punya bargaining power yang lebih besar dari negara lain, yang selama ini kita dilihat hanya sebagai market," tegas Erick Thohir.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sah, Erick Thohir Bentuk Indonesia Battery Corporation

FOTO: Menkes dan Komite Penanganan COVID-19 Bahas Vaksin Bersama Komisi IX
Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Raker tersebut di antaranya membahas perkembangan tentang uji vaksin untuk COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan peresmian pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC) sebagai basis pembentukan industri baterai kendaraan listrik (EV battery) di Tanah Air.

Perusahaan holding ini akan terdiri dari empat perusahaan BUMN, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum (MIND ID), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).

Erick mengatakan, pembentukan IBC ini jadi bukti kesuksesan rencana pemerintah selama satu tahun terakhir. Menurut dia, alam Indonesia juga diuntungkan lantaran banyak menyimpan nikel sebagai bahan dasar pembentukan EV battery.

"Alhamdulillah yang sudah kita jalankan sama-sama, kita mau, kompak, ini bisa terbukti. Apalagi kita dikasih anugerah kekayaan nikel hampir 24 persen dunia," kata Erick Thohir dalam sesi teleconference, Jumar (26/3/2021).

Mantan Bos Inter Milan ini menyatakan, kehadiran EV battery juga nantinya akan membuat Indonesia lebih bersahabat dengan ekonomi ramah lingkungan (green economy).

Pembentukan Indonesia Battery Corporation ini juga disebutnya sebagai bukti bahwa pemerintah yang tidak ingin terlambat lagi jadi pemain dunia dalam suatu bidang.

"Alhamdulillah kita manfaatkan momentum sangat penting, inovasi EV battery berbasis nikel, kita ambil langkah cukup berani, tak mau kalah sama RTT (Republik Rakyat Tiongkok), Amerika Serikat (AS), Korea. Kita bisa jadi pemain global," tutur Erick Thohir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya