Bukan Tesla, 2 Perusahaan Ini Diramal Susul Apple Miliki Valuasi Lebih dari Rp 29.242 T

Sekalipun Tesla mengumpulkan popularitas tinggi setahun terakhir, rupanya ini tidak cukup membuatnya tumbuh lebih cepat dari Microsoft dan Amazon.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Apr 2021, 20:15 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2021, 20:15 WIB
Logo Tesla
Logo Tesla (Foto: logospike.com).
 
Liputan6.com, Jakarta Sekalipun harga saham Tesla terus naik setahun terakhir berkat eksistensi mobil listriknya, bukan berarti valuasinya mendadak bisa melangkahi perusahaan-perusahaan besar lainnya.
 
Bukan Tesla, analis bahkan memprediksikan Amazon dan Microsoft akan jadi perusahaan selanjutnya yang berhasil menyentuh valuasi USD 2 triliun.
 
Dikutip dari Investor's Business Daily, Jumat (9/4/2021) analis mencatat, raksasa teknologi Microsoft dan layanan ritel online Amazon akan menyusul Apple sebagai perusahaan dengan kapitalisasi USD 2 triliun atau mendekati Rp 29.240 triliun.
 
Analis menghitung harga saham Microsoft diprediksi akan melonjak lebih 10 persen dari posisi saat ini, yaitu menyentuh harga USD 275,97 atau Rp 4,03 juta per lembar saham dalam waktu 12 bulan.
 
Reli panjang ini yang menurut analis juga melihat perusahaan dapat mencapai valuasi USD 2,08 triliun atau hampir Rp 30.412 triliun dalam waktu setahun bahkan kurang.
 
Begitupun dengan Amazon. Analis memproyeksikan harga sahamnya akan naik 25 persen dalam kurun waktu setahun ke depan menjadi USD 4.043,5 per lembar saham atau sekitar Rp 59 juta.
 
Setelah sebelumnya sudah naik 2 persen pada perdagangan Senin kemarin di harga USD 3.226,73 atau sekitar Rp 46,4 juta.
 
Jika proyeksi analis benar, itu akan mendongkar nilai perusahaan mencapai USD 2,04 triliun atau sekitar Rp 29.400 triliun dalam waktu kurang dari setahun.
 
Sementara itu, produsen mobil listrik Tesla yang menjadi pusat perhatian setahun terakhir diprediksi tidak akan tumbuh signifikan. Analis masih cukup berhati-hati melihat pergerakan saham Tesla.
 
Sekalipun bisnisnya tumbuh dan adanya laporan peningkatan penjualan mobil listrik belum lama ini, analis memproyeksikan nilai saham Tesla akan anjlok hingga 10 persen dalam 12 bulan ke depan.
 
Dari harga USD 691 per lembar saham atau sekitar Rp 9,9 juta saat ini, menjadi USD 617,5 atau sekitar Rp 8,9 juta menurut proyeksi.
 
Dengan prediksi tersebut Tesla diperkirakan memiliki nilai USD 592,7 miliar atau sekitar Rp 8.500 triliun dalam setahun ke depan.
 
Turun dari valuasinya saat ini sekitar USD 660 miliar atau Rp 9.500 triliun, dan menjadikan satu-satunya perusahaan di jajaran top 10 indeks S&P 500 yang valuasinya berkurang.

Saksikan Video Ini

Apple Pemilik Valuasi Terbesar

Logo Apple
Ilustrasi: Selain menjadi toko ritel pertama di Asia Tenggara, Apple Store ini juga menjadi toko pertama yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan (sumber : bgr.com)
Analis juga melihat pandemi telah melecut pertumbuhan lebih cepat pada nilai saham-saham teknologi. Dimulai oleh Apple, perusahaan pertama yang berhasil menyentuh valuasi hingga USD 2 triliu.
 
Pemilik kode emiten APPL ini pertama kali berhasil mencapai rekor tersebut pada Agustus 2020. Butuh waktu dua tahun bagi perusahaan untuk bisa melipat gandakan nilai perusahaan, setelah pada bulan yang sama tahun 2018, perusahaan pertama kalinya berhasil mencapai valuasi USD 1 triliun. 
 
Sementara itu, Apple juga membutuhkan waktu sekitar 40 tahun untuk mencapai nilai pasar satu triliun dollar. 
 
Analis memprediksikan Apple masih akan menduduki peringkat pertama sebagai pemilik valuais terbesar di dunia, nilainya diperkirakan USD 2,5 triliun atau Rp 36.000 triliun. Disusul dua pendatang baru di jajaran perusahaan berharga USD 2 triliun, Microsoft di peringkat kedua dan Amazon di posisi ketiga.
 
Induk Google, Alphabet akan jadi satu-satunya perusahaan di indeks S&P 500 yang memiliki valuasi di atas USD 1 teriliun. Alphabet berada di urutan keempat sebagai perusahaan bervaluasi terbesar menurut prediksi.
 
 
Di posisi kelima perusahaan dengan valuasi terbesar diproyeksikan akan ditempati oleh Facebook yang valuasinya diprediksi naik dari USD 880 miliar atau sekitar Rp 12.600 triliun menjadi USD 960 miliar atau sekitar Rp 13.800 triliun.
 
Posisi keenam hingga sepuluh secara berurutan, Berkshire Hathaway dengan valuasi USD 660 miliar, Tesla dengan USD 590 miliar, Visa dengan USD 520 miliar, JPMorgan Chase dengan USD 480 miliar dan Johnson & Johnson dengan USD 480 miliar.
 
 
Reporter: Abdul Azis Said
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya