Jalin Kemitraan Perusahaan Belgia, Samudera Indonesia Perkuat Bisnis Pelayaran

Samudera Indonesia dan Ahlres menyepakati perjanjian kemitraan sebagai worldwide logistics partner

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2021, 13:00 WIB
Kegiatan angkut kontainer ekspor dan impor oleh Samudera Indonesia
Kegiatan angkut kontainer ekspor dan impor oleh Samudera Indonesia (dok: SI)

Liputan6.com, Jakarta Samudera Indonesia dan Ahlres menyepakati perjanjian kemitraan sebagai worldwide logistics partner dengan mengkombinasikan keunggulan dan network masing-masing.

Samudera Indonesia melalui anak perusahaannya yang bergerak sebagai penyedia layanan jasa logistik akan mengambil alih seluruh kegiatan komersial Ahlers di Indonesia. PT Silkargo Indonesia efektif menerima pengalihan bisnis PT Ahlers Thoeng Indonesia per 1 Maret 2021.

Ahlers adalah perusahaan logistik asal Belgia yang sudah berpengalaman lebih dari 100 tahun. Kesepakatan ini sejalan dengan fokus Ahlers untuk mengembangkan dan memperkuat keberadaannya di Rusia dan negara-negara CIS.

“Samudera Indonesia adalah pemain terkemuka dalam jasa pengiriman dan logistik dengan pengalaman lebih dari 65 tahun di Indonesia dan Asia,” ujar Stefan Van Doorslaer, CEO Ahlers, Senin (26/4/2021).

Direktur Utama Samudera Indonesia, Bani M. Mulia menyambut baik kemitraan dan peningkatan kerja sama dengan Ahlers. Sebagian besar layanan komersial dan pelanggan Ahlers Indonesia pun akan bergabung dengan Samudera Indonesia.

“Kami menyambut baik kemitraan dan peningkatan kerja sama dengan Ahlers, sinergi keunggulan dan pengalaman kedua perusahaan membuat kami optimis akan pertumbuhan bisnis yang saling menguntungkan,” ungkapnya.

Samudera Indonesia selama lebih dari 65 tahun terus mengembangkan jangkauan pelayaran dan layanan logistik untuk menghubungkan Indonesia dan dunia. Potensi sebagai Negara yang menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara membuat Samudera Indonesia terus meningkatkan fokusnya untuk berkembang di Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BUMN Pelabuhan Digabung, Ongkos Logistik Bisa Turun 20 Persen

Trafik bongkar muat petikemas di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT)
Trafik bongkar muat petikemas di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) (dok: Pelindo I)

Pemerintah berencana menggabungkan atau merger BUMN pengelola pelabuhan yaitu PT Pelindo I, PT Pelindo II, PT Pelindo III, dan PT Pelindo IV. Integrasi layanan pelabuhan ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan efisiensi biaya logistik.

Saat ini biaya logistik di Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain, yaitu 23 persen dari PDB.

"Indonesia diharapkan dapat mengurangi biaya logistik menjadi 20 persen dari PDB pada 2024 melalui konektivitas yang terintegrasi secara nasional, dan menerapkan konsep hub-and-spoke port," jelas Senior Vice President Divisi Manajemen Strategi PT Pelindo I, Sarmidi, dalam konferensi 500K Eksportir Baru "Memacu Ekspor UMKM" pada Selasa (20/4/2021).

Dijelaskannya, merger ini nantinya akan menyatukan seluruh sumber daya Pelindo. Sehingga belanja modal (capex) perusahaan bisa fokus pada satu hal untuk membangun konektivitas yang akan memunculkan standarisasi hingga keunggulan layanan.

"Juga mengoptimalkan capex dalam satu program yang dituju, misalnya apakah kita akan bangun hub di Kuala Tanjung atau Bitung, itu bisa difokuskan dalam 1 fokus strategi. Tidak seperti sekarang kita bangun Kuala Tanjung, yang lain berbeda," tuturnya.

Ia berharap dengan merger BUMN ini, Indonesia memiliki satu hub port yang bisa dikembangkan bersama, sehingga dapat menurunkan biaya logistik dan mendorong indeks kompetitif menjadi lebih baik.

Ditambahkan Vice President Aliansi Bisnis Pelindo II, Arya Adhiguna, merger ini merupakan salah satu upaya mewujudkan ambisi Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Mengurangi biaya logistik menjadi salah satu strategi untuk mewujudkannya.

Dijelaskannya, pelabuhan sejatinya berkontribusi kurang dari empat persen biaya logistik di Indonesia.

"Jadi banyak lagi yang bisa dilirik, banyak pihak yg terlibat dan harus mendukung biaya logistik ini semakin murah mulai dari sisi operator industri sampai dukungan dari pemerintah," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya