Menteri PPN: Ekonomi Indonesia Kuartal I 2021 Masih Terkontraksi

Ekonomi Indonesia diprediksi mulai pulih dan tumbuh positif pada kuartal II 2021. Pada kuartal I 2021 diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi.

oleh Andina Librianty diperbarui 04 Mei 2021, 12:20 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2021, 12:20 WIB
FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2020 Minus 5,32 Persen
Anak-anak bermain di bantaran Kanal Banjir Barat dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta, Kamis (6/8/2020). Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II/2020 minus 5,32 persen akibat perlambatan sejak adanya pandemi COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan pandemi Covid-19 yang mulai terkendali, ekonomi Indonesia diprediksi mulai pulih dan tumbuh positif pada kuartal II 2021. Namun, pada kuartal I masih mengalami kontraksi.

"Ekonomi Indonesia diprediksi mulai pulih dan tumbuh positif pada kuartal II 2021. Pada kuartal I 2021 diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi pada sekitar 0,6-0,9 year on year, dan kita akan tunggu besok tanggal 5 akan diumumkan oleh BPS," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa, dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2021 pada Selasa (4/5/2021).

Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia, kata Suharso, menunjukkan tren penurunan. Namun di beberapa wilayah ada peningkatan seperti Provinsi Bengkulu, Jambi, Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.

Ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran, serta memperketat protokol kesehatan.

Vaksinasi Covid-19 pun saat ini masih terus berlangsung untuk menciptakan herd immunity.

"Apabila kita bisa mengendalikan dan mengatasi, mudah-mudahan kepercayaan publik terhadap kondisi kesehatan akan meningkat dan mendorong pemulihan ekonomi," ungkap Suharso.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menko Airlangga Yakin Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5,3 Persen di 2021

FOTO: Indonesia Dipastikan Alami Resesi
Suasana arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak perguruan tinggi untuk bersinergi dengan pemerintah untuk meningkatkan daya saing investasi.

“Saya mengajak kita semua untuk bersama-sama mewujudkan pemulihan ekonomi melalui sinergi dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan perguruan tinggi, terutama dibidang peningkatan daya saing investasi,” kata Menko Airlangga dikutip dari Antara, Sabtu (1/5/2021).

Menko Airlangga mengatakan, penanganan pandemi yang diupayakan pemerintah dan didukung masyarakat mulai menunjukkan hasil yang semakin baik.

Tercatat tren harian kasus COVID-19 secara nasional terus menurun dengan persentasi kasus aktif yang lebih rendah dibandingkan global, begitu juga dengan tingkat kesembuhan yang juga lebih baik dari global.

Percepatan vaksinasi juga terus diupayakan pemerintah untuk mencapai target 500 ribu dosis perhari, di mana hingga 27 April sebanyak 19,1 juta dosis vaksin telah disuntikkan.

Seiring dengan penanganan pandemi COVID-19 yang semakin membaik, Menko Airlangga optimistis ekonomi Indonesia akan membaik.

“Ekonomi Indonesia juga diprediksi rebound di tahun 2021 dan diproyeksikan ekonomi kita akan tumbuh di 4,5 sampai 5,3 persen di tahun 2021 dan 5,4 sampai 6 persen di tahun 2022,” ujar Menko Airlangga.

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah melakukan reformasi struktural yang akan menjadi faktor pendongkrak ekonomi untuk jangka menengah dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk pemulihan jangka pendek dengan anggara Rp699,43 triliun dan realisasi hingga April telah mencapai Rp134,07 triliun atau 19,2 persen dari pagu.

Pemulihan ekonomi, jelas Airlangga, sedang berlangsung dan tercermin dari berbagai lini indikator yang menunjukkan perbaikan dari sisi konsumsi, indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, hingga penjualan kendaraan bermotor yang meningkat 28 persen pada Maret seiring dengan insentif PPnBM.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya