Realisasi Ganti Rugi Pembangunan Bendungan Ciawi Capai 96,61 Persen

Bendungan Ciawi merupakan bendungan kering yang dibangun dari rencana induk pengendalian banjir (flood control).

oleh Andina Librianty diperbarui 06 Mei 2021, 12:20 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2021, 12:20 WIB
Proyek Bendungan Ciawi ditargetkan selesai pada Desember 2021. (Foto: Humas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi)
Proyek Bendungan Ciawi ditargetkan selesai pada Desember 2021. (Foto: Humas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai upaya terus dilakukan sebagai antisipasi untuk penanganan banjir di Jakarta dan kawasan sekitarnya. Salah satunya pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi yang terus berlanjut.

Bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional Nomor 152 ini merupakan bendungan kering yang dibangun dari rencana induk pengendalian banjir (flood control). Kedua bendungan kering ini adalah upaya pemerintah dalam penyelesaian masalah banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur atau yang sering dikenal dengan Jabodetabekpunjur.

Upaya mempercepat pembangunan bendungan tidak terlepas dari proses pengadaan tanah yang merupakan tugas pokok dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Berdasarkan data yang didapat dari Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor, progres pengadaan tanah bendungan yang berada di dalam wilayah Administrasi Kabupaten Bogor tersebut sudah berjalan baik dengan target 944 bidang tanah seluas luas 81,25 hektare untuk Bendungan Ciawi.

Sedangkan untuk Bendungan Sukamahi memiliki target sebanyak 641 bidang tanah seluas 46,70 hektare. Sementara itu, realisasi Uang Ganti Rugi (UGR) untuk kedua bendungan juga sudah berjalan.

Realisasi UGR Bendungan Ciawi sudah mencapai 96,61 persen dengan total sejumlah 912 bidang tanah, dan untuk Bendungan Sukamahi proses UGR sudah mencapai 94,53 persen dengan total 616 bidang tanah.

Selain menyelenggarakan pengadaan tanahnya, Kementerian ATR/BPN juga akan melakukan pengendalian tata ruangnya guna mengendalikan banjir.

Menurut Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan A. Djalil, ke depan akan dilakukan pembuatan sumur resapan di sepanjang jalan tol sebagai pengendalian banjir.

Ia mengatakan bahwa sumur resapan tersebut akan menampung air sehingga tidak langsung dialirkan ke sungai. "Sumur resapan ini akan dibuat di sepanjang jalan tol. Ini merupakan upaya pemerintah mengendalikan banjir," kata Sofyan A. Djalil dalam keterangannya pada Kamis (6/5/2021).

Sumur resapan tersebut nantinya akan berjarak 50 sampai 100 meter di sepanjang jalan tol.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Daya Tampung Bendungan

Proyek Bendungan Ciawi ditargetkan selesai pada Desember 2021. (Foto: Humas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi)
Proyek Bendungan Ciawi ditargetkan selesai pada Desember 2021. (Foto: Humas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi)

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan dua bendungan tersebut dapat menampung lebih dari 6 juta kubik air. Air juga dapat dikontrol sehingga tidak langsung mengalir deras ke Jakarta.

"Daya tampung air di Jakarta hanya 2.000 debit air sedangkan ketika banjir ada 3.000 debit air yang masuk ke Jakarta, artinya ada 1.000 debit air yang jadi permasalahan dan harus segera diatasi. Kalau dua bendungan ini sudah jadi, akan mengurangi 12 persen potensi banjir di Jakarta," kata Luhut Binsar Pandjaitan.

"Kita berharap Juli mendatang dua bendungan itu bisa selesai. Pekerjaan ini sangat masif yang dapat mengurangi banjir di Jakarta. Kita juga akan bekerja sama dengan Kodam untuk mendisiplinkan masyarakat karena manfaat bendungan ini sangat baik," ujarnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menjelaskan bahwa sebagai bendungan kering maka pengoperasian keduanya akan berbeda dengan bendungan lain.

"Kedua bendungan ini baru akan digenangi air pada musim hujan, sehingga saat musim kemarau bendungan ini akan kering. Dry dam di Ciawi dan Sukamahi ini merupakan yang pertama dibangun di Indonesia dan kedua bendungan ini bukan hanya untuk keperluan irigasi maupun air baku, tapi untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya