Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mampu membukukan performa prapenjualan sebesar 45 persen year on year (YoY) menjadi Rp 2,67 triliun pada 2020. Angka ini naik 7 persen di atas target pencapaian perusahaan.
Pertumbuhan prapenjualan ini didorong oleh menguatnya bisnis properti yang membuat pendapatan Real Estate Development meningkat sebesar 9,4 persen menjadi Rp 3,25 triliun dari sebelumnya Rp 2,98 triliun.
Baca Juga
Pada 2021, Lippo Karawaci menargetkan pra penjualan sebesar Rp 3,5 triliun yang diharapkan dapat dicapai dengan beberapa peluncuran rumah tapak yang baru.
Advertisement
Sementara itu, pendapatan Real Estate Management & Services pada 2020 turun sebesar 6,4 persen menjadi Rp 8,63 triliun dari yang sebelumnya Rp 9,22 triliun. Hal ini disebabkan lini binis mall dan hotel terus mengalami dampak buruk pandemi Covid-19, meski rumah sakit mengalami pemulihan bisnis yang cukup signifikan.
Secara keseluruhan, pendapatan Lippo Karawaci turun 3 persen yoy menjadi Rp 11,97 triliun dari Rp 12,32 triliun pada 2019, dengan laba bruto pada tahun 2020 sebesar Rp4,29 triliun dibandingkan dengan Rp4,60 triliun pada tahun sebelumnya.
EBITDA Lippo Karawaci pada 2020 mengalami kenaikan sebesar 47 persen yoy menjadi Rp 1,90 triliun dari yang sebelumnya Rp 1,30 triliun pada 2019. Real Estate Development memberikan kontribusi paling banyak terhadap perbaikan EBITDA sebesar Rp 4 miliar pada 2020 dibandingkan dengan rugi Rp457 miliar pada tahun 2019.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Titik Balik
CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan, meski dilanda pandemi Covid-19, tahun 2020 merupakan tahun yang baik bagi bisnis properti perusahaan. Lippo Karawaci membukukan lebih dari Rp 2,67 triliun prapenjualan, naik 45 persen YoY.
"Saya yakin di masa mendatang saat melihat balik ke hari ini, kami akan menunjuk 2020 sebagai titik balik bisnis properti yang divalidasikan oleh suksesnya peluncuran unit di Lippo Village. Seluruh unit yang ditawarkan dalam acara peluncuran habis dalam kurun waktu beberapa jam," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (11/5/2021).
Pada lini recurring revenue, Siloam menunjukkan pertumbuhan EBITDA yang kuat yang didukung oleh perbaikan margin berkat bantuan dokter dan perawat yang berada di barisan terdepan dalam mengatasi Covid-19.
"Meski bisnis pendapatan berulang kami yang lain mengalami dampak buruk akibat dari pandemi Covid-19, kami sudah mulai bisa melihat pemulihan bisnis serta kehidupan yang mendekati normal.” tutup dia.
Advertisement