Harga Minyak Naik Usai Ekonomi AS Membaik

Harga minyak naik tipis pada hari Kamis, didukung oleh data ekonomi AS yang kuat

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Mei 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik tipis pada hari Kamis, didukung oleh data ekonomi AS yang kuat yang mengimbangi kekhawatiran investor tentang potensi kenaikan pasokan Iran.

Dilansir CNBC, Jumat (28/5/2021), harga minyak Brent naik 25 sen menjadi USD 69,12 per barel pada pukul 1:02 siang. EDT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 34 sen menjadi USD 66,55 per barel.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diharapkan minggu lalu, menurut data dari Departemen Tenaga Kerja AS.

Ekonomi AS, yang pada kuartal pertama mencatat laju pertumbuhan tercepat kedua sejak kuartal ketiga tahun 2003, sedang mengumpulkan momentum, dengan data lain pada hari Kamis menunjukkan pengeluaran bisnis untuk peralatan dipercepat pada bulan April.

"Itu memberi kami lebih banyak sikap berisiko tentang pasar," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. “Kami kembali berfokus pada penawaran dan permintaan,” lanjutnya

Prospek pasokan Iran masuk kembali ke pasar telah menekan harga. Iran dan kekuatan global telah bernegosiasi sejak April untuk mencari tahu bagaimana Teheran dan Washington harus mengamankan pencabutan sanksi terhadap Iran, termasuk sektor energinya, sebagai imbalan atas kepatuhan Iran dengan pembatasan pada pekerjaan nuklirnya.

Pembicaraan itu akan menjadi masalah besar untuk pertemuan 1 Juni Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +. Produsen harus menilai apakah akan mengubah rencana untuk mengurangi pembatasan produksi terhadap prospek tambahan pasokan Iran. Hal ini yang menjadi penggerak harga minyak.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Prediksi Analis

Harga Minyak Jatuh Gara-gara Yunani
Harga minyak mentah acuan AS turun 7,7 persen menjadi US$ 52,53 per barel dipicu sentimen krisis penyelesaian utang Yunani.

Analis mengatakan setiap peningkatan pasokan dari Iran akan bertahap, dengan JP Morgan memperkirakan Iran dapat menambah 500.000 barel per hari (bph) pada akhir tahun ini dan 500.000 bph lagi pada Agustus 2022.

Kekhawatiran juga tetap tentang permintaan di India, konsumen minyak terbesar ketiga di dunia. India sangat terpukul oleh virus korona, dan hanya sekitar 3 persen dari populasinya yang telah divaksinasi penuh, menurut pelacak vaksin Reuters.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya