Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak ditutup naik pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga minyak karena penurunan stok minyak mentah AS yang memperkuat ekspektasi peningkatan permintaan menjelang puncak musim panas.
Ekspektasi peningkatan permintaan tersebut mampu mengimbangi kekhawatiran kemungkinan kembalinya pasokan Iran yang bisa menyebabkan kelebihan pasokan di pasar.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Kamis (27/5/2021), harga minyak Brent naik 16 sen atau 0,3 persen menjadi USD 68,87 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik 14 sen atau 0,2 persen menjadi USD 66,21 per barel.
Advertisement
Kenaikan harga minyak tersebut mampu memangkas kerugian setelah data pemerintah AS menunjukkan stok minyak mentah di Cushing Oklahoma turun pada pekan lalu ke level terendah sejak Maret 2020. Kilang minyak menaikkan pemanfaatan ke tingkat sebelum pandemi.
Produk bensin naik menjadi 9,5 juta barel per hari, mewakili permintaan. Sementara permintaan distilat juga lebih tinggi. Konsumsi bensin umumnya meningkat mulai sekitar Hari Peringatan AS yaitu 31 Mei, ketika orang-orang turun ke jalan.
Harga minyak juga menemukan beberapa dukungan dari pencabutan pembatasan gerak dampak dari virus Corona.
“Dorongan untuk kembali beraktivitas atau liburan setelah terhalang oleh pandemi di tahun lalu akan mendukung pasar bensin,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perkembangan Iran
Namun, para pelaku pasar juga mencermati perkembangan hubungan Iran-AS. pembicaraan nuklir yang dapat mengarah pada pencabutan sanksi terhadap industri energi Iran akan melepas minyak Iran ke pasar.
"Sentimen musim panas menjadi satu-datunya didukung yang bisa menjaga harga minyak di tengah kekhawatiran potensi kembalinya minyak Iran," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston, Texas.
Juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei mengatakan, dia cukup optimistis Teheran akan segera mencapai kesepakatan, meskipun negosiator utama Iran mengatakan masalah serius tetap ada.
Analis mengatakan Iran dapat memberikan pasokan tambahan sekitar 1 juta hingga 2 juta barel per hari jika kesepakatan tercapai.
Advertisement