Kemenhub Gandeng ITS Siapkan Transportasi Modern di Jawa Timur

Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) melakukan kunjungan ke Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Mei 2021, 17:40 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2021, 17:40 WIB
(Foto: Love Surabaya)
Bus wisata kota di Surabaya (Foto:Love Surabaya)

Liputan6.com, Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) melakukan kunjungan ke Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dalam rangka mematangkan substansi Kajian Kebijakan Penyelenggaran Autonomous Rail Rapid Transit (ART) di Provinsi Jawa Timur yang komprehensif pada Kamis (27/5) pagi. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.

Kepala Badan Litbang Perhubungan (Kabalitbanghub) Umar Aris mengatakan bahwa Badan Litbang Perhubungan bersama ITB, UGM dan ITS telah menyusun Naskah Akademik Regulasi Penyelenggaraan ART sebagai pedoman penyelenggaraan ART.

"Banyak hal kami kira dibahas pada pertemuan  ini antara lain membahas legal aspek teknis, operasional, tata ruang, ekonomi, serta dampak lingkungan dalam penyelenggaraan ART," imbuh Umar.

Selain itu terdapat beberapa hal yang dikemukakan pada pertemuan ini guna mempersiapkan transformasi transportasi di Provinsi Jawa Timur. Di antaranya posisi perencanaan ART sebagai bagian dari rencana induk transportasi perkeretaapian Indonesia, peran ART sebagai penghubung pusat pertumbuhan ekonomi, penyesuaian dalam menggunakan jaringan jalan, spesifikasi prasarana dan fasilitas ART yang mendukung, serta hak dan kewajiban dari stakeholder yang terlibat.

Untuk diketahui, sebagai tindak lanjut Perpres 55 Tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan, pada tataran penyelenggaraan transpotasi jalan berbasis listrik di Surabaya diterbitkan Perpres  Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis, dan Lintas Selatan.

“Kami menunggu kebijakan pak Wagub terkait dengan perpres tersebut dan tindak lanjut dari Naskah Akademik Regulasi Penyelenggaraan ART pada tataran kebijakan daerah sesuai kewenangannya, kerangka regulasinya seperti apa, ruang pemenfaatannnya sesuai tata ruang, kemudian integrasi moda transportasi,  ini tentunya butuh kerangka hukumnya,” tegas Umar.

Wakil Gubernur Emil Dardak menyambut baik sistem transportasi modern dan ramah lingkungan ini untuk diterapkan di Kota Surabaya dan sekitarnya, melalui Kajian Kolaboarsi antara Tim Peneliti ITS dan Badan Litbang Perhubungan terkait Kebijakan Implementasi ART di Surabaya.

"Secara strategis, Kota Surabaya sudah siap. Begitu pula aglomerasi Kota Surabaya, Kab. Gresik dan Kab. Sidoarjo," kata Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak di Ruang Rektor ITS.

Meski rencana penyediaan ART sudah masuk dalam kajian awal, Emil tetap mengingatkan pentingnya soal regulasi, teknis, rute dan biaya penyediaannya.

Dari beberapa poin yang disebutkan, Emil mengaku, salah satu poin paling penting untuk bisa mewujudkan penyediaan ART adalah memperhatikan ketersediaan infrastruktur serta konektivitas kesesuaian jaringan jalan.

"Ilmu jalan dengan ilmu kereta api harus komprehensif. Ini penting dan harus memadai," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilhan di Bawah Ini:

Revisi Rencana Tata Ruang

Pemkot Surabaya baru saja mendatangkan delapan armada bus canggih yang bernama Suroboyo Bus.
Pemkot Surabaya baru saja mendatangkan delapan armada bus canggih yang bernama Suroboyo Bus (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Saat ini rencana pengembangan ART telah dimasukan dalam revisi rencana tata ruang wilayah Kota Surabaya tahun 2014 – 2034 dan detail tata ruang dan peraturan zonasi Kota Surabaya tahun 2018 – 2038.

Terdapat 3 rencana trase alternatif yang akan diimplementasikan berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Badan Litbang Perhubungan bersama Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Untuk trase alternatif 1 akan dimulai dari Pelabuhan Ujung memutar di Stasiun Pasar Turi, dan berakhir kembali di Pelabuhan Ujung.

Trase alternatif 2 akan dimulai dari Stasiun Pasar Turi, mengarah ke Pulau Madura melalui Jembatan Suramadu dan berakhir kembali di Stasiun Pasar Turi. Sedangkan untuk trase alternatif 3 akan dimulai dari Stasiun Pasar Turi, melewati bagian utara Kota Surabaya, mengarah ke Pulau Madura melalui Jembatan Suramadu dan berakhir kembali di Stasiun Pasar Turi.

Senada dengan Wagub, Rektor ITS Mohammad Ashari mengatakan bahwa rencana penyelenggaraan ART ini harus dapat disubtitusikan dengan rencana pembangunan daerah provinsi Jawa Timur yang sudah ada. Jika dilihat dari segi teknis, ART merupakan moda transportasi kereta yang akan berjalan di jalan raya, sehingga perlu koordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait.

“Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah ingin meningkatkan kereta api Sidoarjo – Surabaya, ini harus bisa disubtitusi, tidak boleh tabrakan, sehingga perlu koordinasi dan perencanaan matang, itulah yang akan dilakukan ITS dengan seluruh stakeholder,” ujarnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Badan Litbang Perhubungan Pandu Yunianto, Kepala Puslitbang Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Eddy Gunawan, Kepala Puslitbang Transportasi Laut dan SDP Gunung Hutapea, Kepala Pusbang SDM Perhubungan Laut Sahattua, Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya Capt Dian Wahdiana, Ketua Tim Teknis Penyusunan  Naskah Akademik Regulasi ART di Indonesia Peneliti Madya Mutharuddin dan Koordinator Tim Peneliti ART ITS untuk Kota Surabaya Hera Widyastuti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya