Disimak Besaran Bea Keluar CPO hingga Kakao periode Juni 2021

Saat ini harga referensi CPO kembali meningkat hingga melesat jauh melampaui threshold USD 750/MT. Dan ini mempengaruhi bea keluar CPO.

oleh Andina Librianty diperbarui 02 Jun 2021, 11:18 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2021, 11:18 WIB
Ilustrasi CPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi CPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan harga referensi produk crude palm oil (CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) periode Juni 2021 adalah USD 1.223,90 per metrik ton (MT).

Harga referensi bea keluar CPO meningkat USD 113,22 atau 9,25 persen dari periode Mei 2021, yaitu sebesar USD 1.110,68/MT.

Penetapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 34 Tahun 2021 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.

“Saat ini harga referensi CPO kembali meningkat hingga melesat jauh melampaui threshold USD 750/MT. Untuk itu, Pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD 183/MT untuk periode Juni 2021,”kata Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana dalam keterangannya, Rabu (2/6/2021).

BK CPO untuk Juni 2021 merujuk pada Kolom 11 Lampiran I Huruf C Peraturan Menteri Keuangan No. 166/PMK.010/2020 sebesar USD 183/MT. Nilai tersebut berubah dari BK CPO untuk periode Mei 2021, yaitu sebesar USD 144/MT.

Sementara itu, harga referensi biji kakao pada Juni 2021 sebesar USD 2.455,82/MT yang meningkat 1,64 persen atau USD 40,28 dari bulan sebelumnya, yaitu sebesar USD 2.415,54/MT.

Hal ini berdampak pada peningkatan HPE biji kakao pada Juni 2021 menjadi USD 2.169/MT, meningkat sebesar 2,56 persen atau USD 39 dari periode sebelumnya, yaitu sebesar USD 2.130/MT.

 

Saksikan Video Ini

Komoditas Lain

Kemenperin Usulkan PPN 0 Persen Bagi Pengolahan Kakao
Produk coklat terlihat dalam pameran kakao dan coklat di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (17/9/2019). Kemenprin mengusulkan pengenaan PPN sebesar 0% bagi produsen industri pengolahan kakao guna meningkatkan daya saing produk dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Peningkatan harga referensi CPO disebabkan terus menguatnya harga internasional, sementara peningkatan harga referensi dan HPE biji kakao disebabkan karena berkurangnya hasil panen.

Peningkatan ini tidak berdampak pada BK biji kakao, yaitu tetap 5 persen. Hal tersebut tercantum pada Kolom 2 Lampiran I Huruf B Peraturan Menteri Keuangan No. 166/PMK.010/2020.HPE produk kulit dan kayu tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya.

Begitu pula untuk BK komoditas produk kayu dan produk kulit. BK produk kayu dan produk kulit tercantum pada Lampiran II Huruf A Peraturan Menteri Keuangan No.166/PMK.010/2020. Permendag Nomor 34 Tahun 2021 dapat diunduh di http://jdih.kemendag.go.id/peraturan/detail/2119/2

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya