Incar Kembali Dapat PROPER Emas 2021, Adaro Fokus 3 Program

Adaro juga menjadikan inovasi melalui teknologi sebagai salah satu cara untuk bisa meggenjot keberlanjutan usaha yang dapat tumbuh bersama dengan lingkungan.

oleh Nurmayanti diperbarui 08 Jun 2021, 22:27 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2021, 22:27 WIB
DE Talk betema “Mengejar PROPER dengan Inovasi Sosial dan Lingkungan”, Selasa (8/6/2021).
DE Talk betema “Mengejar PROPER dengan Inovasi Sosial dan Lingkungan”, Selasa (8/6/2021).

Liputan6.com, Jakarta PT Adaro Energy Tbk (ADRO), menargetkan dapat mempertahankan Predikat PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun ini.

Salah satu langkah dengan mengandalkan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang fokus di area tambang. Perusahaan telah mendapatkan PROPER pada 2020. Di tahun ini, perusahaan fokus pada 3 program CSR.

Environmental Department Head Adaro Energy, Wiyana,  mengakui jika inovasi dalam TJSL perusahaan tidak bisa lagi dihindari terlebih di zaman sekarang.

Untuk itu Adaro juga menjadikan inovasi melalui teknologi sebagai salah satu cara untuk bisa meggenjot keberlanjutan usaha yang dapat tumbuh bersama dengan lingkungan.

“Komitmen dan approach kepada masyarakat. Kita tidak bisa menghindari teknologi. Lalu ada pendekatan teknologi. Sekarang teknologi lebih mudah dibandingkan masa lalu,” kata Wiyana dalam DE Talk betema “Mengejar PROPER dengan Inovasi Sosial dan Lingkungan”, Selasa (8/6/2021).

Disebutkan jika perusahaan akan fokus pada 3 program CSR. Pertama adalah Mbah Asri atau membangun kampung hijau sehat dan lestari. Perusahaan memanfaatkan air bersih minum dan usaha sentra perikanan air tawar.

Kemudian menerapkan Paman Deco atau Program Mengubah Mindset dengan Ecodeurub. Inovasi ini yang membantu meningkatkan produktifitas para petani karet. Selain itu, ada juga program Acil Proker atau Aksi Cinta Indonesia Lawan COVID-19 dengan produksi masker.

Dengan terbentuknya lembaga LPK pelatihan menjahit dengan memproduksi masker yang memanfaatkan limbah kain oleh ibu rumah tangga di Balangan, Kalimantan Selatan serta pelatihan bagi kaum marginal atau yang putus sekolah. “Itu juga sudah memiliki hak paten,” ujar Wiyana.

PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menjalankan program TJSL selaras dengan visi PT PLN (Persero), yaitu menjadi perusahaan terkemuka se-Asia Tenggara dan menjadi pilihan nomor satu pelanggan untuk solusi energi.

Program TJSL PJB mengacu pada ISO 26.000 dengan mengedepankan tiga pilar, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Menurut Zubaidah, Sekretaris Perusahaan PJB, pilar sosial berupa program pendidikan keterampilan untuk menunjang ekspansi bisnis, bekerja sama dengan perguruan tinggi atau pihak lain. Pilar ekonomi berupa program pengembangan UKM yang dapat menunjang kebutuhan perusahaan.

“Pilar lingkungan merupakan program inovatif peningkatan kualitas hidup masyarakat berbasis lingkungan yang tematik, terintegrasi dengan pengembangan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan,” ujar Zubaidah.

Atas keberhasilan melaksanakan program TJSL, pada 2020 PJB memperoleh Predikat PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

 

Mewujudkan corporate sustainability

DE Talk betema “Mengejar PROPER dengan Inovasi Sosial dan Lingkungan”, Selasa (8/6/2021).
DE Talk betema “Mengejar PROPER dengan Inovasi Sosial dan Lingkungan”, Selasa (8/6/2021).

 

Tahun ini, PJB menargetkan dapat meraih satu Predikat PROPER Emas, enam PROPER Hijau, dan enam PROPER Biru.

Untuk mencapai target tersebut, PJB mengembangkan tiga program Creating Shared Value (CSV), yaitu co-firing penerapan green energy pada PLTU dnegan memanfaatkan biomassa sebagai substitusi (campuran bahan bakar), dengan meliatkan UMK sebagai penyedia biomassa.

Selain itu, pompa listrik untuk pertanian dengan mengonversi pompa air bermesin diesel yang menggunakan bahanbakar minyak dengan pompa air listrik yang berhasil mengrangi biaya produksi petani.

“Ketiga PJB Class, yaitu mencetak lulusan SMK yang berkeahlian ketenagalistrikan sebagai tenaga kerja siap pakai yang tersertifikasi,” katanya.

Sudharto P Hadi, Ketua Dewan Pertaimbangan PROPER Kementerian LHK, mengatakan PROPER sejatinya bukan tujuan tapi wahana mewujudkan corporate sustainability yang menjadi idaman semua pemangku kepentingan.

“Profit memang perlu, tapi kita juga perlu masyarakat yang terdampak pada kegiatan kita, caranya adalah dengan membangun sistem,” ujarnya.

Riki Ibrahim, Direktur Utama PT Geo Dipa Energi, menambahkan PROPER bukan tuntutan semata-mata untuk mendapatkan terkenal, tapi tuntuan dunia. Untuk panas bumi adalah energi baru terbarukan yang betul-betul untuk mengelolanya bermanfaat bagi masyarakat. “Kami sebagai perusahaan harus jaga operation excellent dan safety culture,” ujarnya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya