Menteri Bahlil: Tergiur Uang Cepat, Indonesia Terbiasa Jual Bahan Baku

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, kekayaan alam Indonesia berlimpah tersebar di darat dan di laut.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jun 2021, 17:20 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2021, 17:20 WIB
Ilustrasi tambang emas
Ilustrasi tambang emas (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, kekayaan alam Indonesia berlimpah tersebar di darat dan di laut. Namun sayangnya selama bertahun-tahun kekayaan alam tersebut dijual tanpa diolah alias tak melakukan hilirisasi.

"Ini kita tergiur uang cepat, makanya jual saja bahan baku," kata Bahlil, di Jakarta, Selasa (15/6/2021).

Dahulu Indonesia kaya akan kayu sehingga kayu yang tumbuh di Indonesia langsung diekspor ke Malaysia, China hingga Jepang. Indonesia sempat mengalami masa kejayaan tambang, namun karena tidak memiliki kemampuan mengelola sendiri, maka bekerja sama dengan Freeport.

"Freeport itu 90 persen cadangannya ada di Indonesia. Tidak ada industri yang seperti itu," kata dia.

begitu pula dengan batu bara. Indonesia langsung menjual produk batu bara tanpa diolah terlebih dahulu. Ironisnya, kata Bahlil Indonesia justru mengimpor gas LPG setiap tahun dengan volume hingga 7 juta per tahun.

"Setiap tahun kita ekpor baru bara jutaan ton, tapi kita malah menimpor gas sampai 7 juta per tahun," kata dia.

Begitu juga dengan sektor perikanan. Indonesia sebagai negara maritim memiliki aset perikanan yang tidak berbatas. Namun, Indonesia tetap kalah dari Vietnam dan Thailand dalam hal efisiensi.

"Kita ini terlena dengan menangkap ikan lalu langsung kirim. Tapi kita kalah dari Vietnam dan Thailand dalam hal efisiensi," kata Bahlil.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Mau Mengulang

Saat ini kata Bahlil, Indonesia memiliki cadangan nikel yang besar di dunia. Tak mau mengulangi kesalahan yang sama, dalam pengelolaan nikel, pemerintah akan membangun industri dari hulu ke hilir.

Bahlil mengatakan semua produk nikel ore tidak boleh langsung di ekspor, tetapi harus diolah terlebih dulu di Indonesia. Dalam proyek ini pemrintah akan menggandeng produsesn kelas kakap di masing-masing bidang untuk bekerja sama dengan Indonesia.

"Ini andalan kita sekarang," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya