Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak membalikkan kerugian pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta) untuk bergerak lebih tinggi, mendekati level tertinggi dalam hampir tiga tahun. Hal ini didukung oleh penarikan persediaan AS dan percepatan aktivitas ekonomi Jerman.
Keraguan tentang masa depan kesepakatan nuklir Iran 2015 yang dapat mengakhiri sanksi AS terhadap ekspor minyak mentah Iran juga membantu harga.
Baca Juga
Dikutip dari CNBC, Jumat (25/6/2021) harga minyak Brent naik 0,49 persen ke level USD 75,56 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS naik 0,3 persen menjadi USD 73,30 per barel, setelah mencapai tertinggi sesi sebelumnya yang sebesar USD 73,61.
Advertisement
Kedua harga minyak patokan dunia ini telah mencapai level tertinggi sejak Oktober 2018 pada perdagangan Rabu, sebelum sedikit mengurangi kenaikan.
"Narasinya tidak berubah, lonjakan dalam aktivitas perjalanan dan rekreasi dunia Barat memicu permintaan minyak dan menguras pasokan minyak," tulis Norbert Rücker, Kepala Ekonomi di Julius Baer, ​​dalam sebuah catatan.
Lebih lanjut memicu ekspektasi pemulihan permintaan bahan bakar Eropa, data dari Jerman menunjukkan lompatan ke atas terbesar dalam kondisi ritel sejak reunifikasi Jerman lebih dari tiga dekade lalu.
Di seberang Atlantik, persediaan minyak mentah AS turun ke level terendah sejak Maret 2020, data resmi menunjukkan. Stok bensin AS juga mencatat penarikan yang mengejutkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembicaraan OPEC+
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ yang bertemu pada 1 Juli, telah membahas pelonggaran lebih lanjut dari rekor pengurangan produksi tahun lalu dari Agustus. Namun, tidak ada keputusan yang dibuat.
"Mengingat sentimen yang baik dan permintaan yang kuat, OPEC+ kemungkinan akan merasa mudah minggu depan untuk mengumumkan peningkatan produksi lebih lanjut, setidaknya untuk Agustus, tanpa membahayakan kenaikan yang dinikmati oleh harga minyak," tulis Analis Commerzbank.
Harga minyak Brent telah naik lebih dari 45 persen pada tahun ini karena pengurangan pasokan OPEC+ dan pemulihan permintaan. Beberapa eksekutif industri telah berbicara tentang minyak mentah kembali ke USD 100 untuk pertama kalinya sejak 2014.
Advertisement