Liputan6.com, Jakarta - PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro berkolaborasi dengan Forum Insinyur Muda-Persatuan Insinyur Indonesia (FMI-PII) untuk menyosialisasikan teknologi lifting atap proyek Jakarta International Stadium (JIS).
Direktur Proyek JIS, Iwan Takwin mengatakan, pembangunan JIS merupakan amanah Pemprov DKI Jakarta kepada Jakpro untuk membangun dan mengelola kawasan olahraga terpadu JIS yang diperuntukkan untuk ruang publik.Â
Pembangunan JIS dimulai sejak 2019, tetapi seiring berjalan waktu banyak tantangan yang dihadapi. Mulai dari target penyelesaian yang ketat hingga kemunculan pandemi pada kuartal pertama tahun lalu.Â
Advertisement
Meski demikian, Iwan menyebutkan, berbagai tantangan ini memacu Jakpro bersama KSO pelaksana proyek maupun stakeholders lainnya untuk terus berinovasi, improvisasi, dan kolaborasi agar pembangunan JIS dapat terlaksana dan tuntas sesuai target.Â
"Jadi teman-teman di lapangan seperti konsultan, kontraktor terus berkolaborasi mencari jalan keluar dari tantangan ini," ujar Iwan dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/7/2021).
Terlebih lagi, Iwan menambahkan, pembangunan JIS merupakan proyek strategis di Jakarta, bahkan Indonesia. Itu sebabnya, strategi pelaksanaan pembangunannya pun harus dengan terobosan strategi yang besar.Â
Misalnya saja, selama pembangunan JIS, Jakpro memanfaatkan digitalisasi. Hal ini merupakan inovasi Jakpro untuk lebih efektif, efisien dan transparan di setiap proyek yang dikerjakan, termasuk soal pemantauan real time hingga sistem Building Information Modeling (BIM).Â
"Dengan digitalisasi ini, dokumentasi pembangunan JIS dari proses perencanaan, eksekusi, hingga pemeliharaan dilakukan secara transparan dan akuntabel," ungkap Iwan.
Dengan berkembangnya teknologi, Jakpro meyakini, perusahaan merupakan pelopor BUMD pertama yang menggunakan BIM atau salah satu teknologi di bidang AEC (Architecture, Engineering dan Construction) yang mampu mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke dalam model 3 dimensi.
Selain itu, pembangunan JIS pun mencetak sejarah bagi dunia kontruksi maupun infrastruktur di Indonesia. Sebab, dirancang dan dibangunnya rangka atap baja dengan berat 3.900 ton dan bentang terbesar di Asia bahkan dunia, dirakit di bawah dan diangkat secara bersamaan untuk menjadi atap JIS.Â
"Adapun 16 titik harus diangkat secara sinkron secara computerized setiap 5 mm hingga mencapai 96 meter," ujar Iwan.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Karya Monumental Teknik Sipil di Indonesia
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengapresiasi capaian rangkaian pengangkatan rangka atap JIS yang sudah berhasil.
Dia menuturkan, hal ini merupakan karya monumental teknik sipil di Indonesia yang menuntut keahlian dan profesionalisme tingkat tinggi.Â
"Ini momen bersejarah karena JIS termasuk 10 stadion terbesar di dunia, paling tidak menurut media Daily Mail yang berbasis di Inggris," sebutnya.
Bahkan, menurut Heru, JIS sejajar dengan stadion Santiago Bernabeu milik klub Ibukota Spanyol Real Madrid lantaran struktur buka tutup atap yang mirip. Menariknya, Santiago Bernabeu juga tengah direnovasi. Bedanya, pengangkatan atap stadion Santiago Bernabeu, di Madrid hanya seberat 700 ton dan dilakukan secara bertahap.Â
"Artinya struktur space truss roof JIS yang bisa buka tutup merupakan terbesar dan terberat di Asia bahkan dunia. Ini heavy lifting menjadi capaian terbaik insinyur Indonesia," tandas Heru.
Â
Advertisement